Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sutaryono, Pemahat Barong Kesenian Jaranan di Kediri...

Kompas.com - 30/11/2018, 15:56 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KEDIRI, KOMPAS.com - Sejak sepuluh tahun terakhir ini, Sutaryono mengabdikan diri pada Kesenian Tari Jaranan, suatu kesenian lokal yang cukup masyhur di Kediri, Jawa Timur.

Pria usia 51 tahun asal Kelurahan Semampir, Kota Kediri, itu mengambil peran sebagai pemahat kepala barong. Barong sendiri merupakan suatu figur yang manifestasinya dalam bentuk binatang.

Pada kesenian yang berpijak pada cerita sayembara pernikahan seorang putri Raja Airlangga yang bernama Dewi Sanggalangit ini, barong merupakan salah satu karakter utama.

Sutaryono atau akrab disapa Mbah Yon menspesialisasikan diri pada barongan kreasi, yakni kepala barongan yang dia kembangkan modelnya dengan tambahan karakter dan sentuhan-sentuhan artistik.

Hasil pahatannya juga cukup halus dan detilnya nampak kentara.

"Model yang lama, saya kreasikan dengan karakter-karakter hewan yang lebih detail," ujar Sutaryono, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (24/11/2018).

Baca juga: Ini Cara Badung Melestarikan Kesenian Barong

Dengan kreasi itu, kepala barongan karyanya terasa nampak menjelma menjadi sosok binatang yang benar-benar hidup dengan karakternya itu.

Keistimewaan lainnya, antara kepala barong yang satu dengan karya yang lainnya meski sama-sama buatannya, modelnya tidak pernah sama. Semuanya mempunyai ciri khas masing-masing.

Itu karena karya-karya itu merupakan gambaran angan-angan dari orang-orang yang memesan karyanya. Ya, semua dibuat menyesuaikan keinginan para pemesannya.

Dengan model itu, karya Mbah Yon, menjadi incaran para pelaku seni jaranan. Tidak hanya di Kediri maupun kota sekitarnya, tetapi juga idaman para pembeli dari luar pulau seperti Tenggarong hingga Balikpapan.

Butuh waktu lama

Penyesuaian model permintaan pembeli itu juga mempengaruhi waktu pengerjaannya. Jika pada model barong sederhana, Mbah Yon bisa menyelesaikan antara 2 minggu, bahkan bisa semakin lama karena rumitnya karakter yang diminta pembeli.

Ini yang menyebabkan pesanan yang masuk harus mengantre cukup lama. Hingga saat ini, pemesanan tercatat memerlukan waktu dua tahun untuk bisa diselesaikan.

"Saya pesan sekarang, tapi hasilnya nanti selesai pada Januari 2020," ujar Agus, salah seorang pemesan.

Meskipun cukup lama, Agus mengaku tetap bersabar menunggu antrean karena sudah tahu dan percaya kualitas karya Mbah Yon itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com