Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Gunungkidul Merawat Rumah Joglo Berusia 200 Tahun...

Kompas.com - 29/11/2018, 18:16 WIB
Markus Yuwono,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Perabot mulai dari lemari hingga lainnya juga masih asli khas zaman dulu.

"Dulu waktu ayah saya bisa dikatakan anti dengan cat, plitur, maupun vernis. Untuk merawatnya, ayah saya membasuh kayu dengan air teh," ucap dia.

Lebih jauh kedalam rumah, di bagian dapur tetap mempertahankan tungku dengan bahan bakar kayu.

Selain itu, penyimpan air menggunakan gentong tanah liat. Untuk menanak nasi menggunakan dandang dari tembaga.

"Semua masih seperti dulu, tak banyak yang dirubah. Semoga anak cucu kelak masih mau mempertahankan," ucap dia.

Sulitnya merawat rumah kayu

Suparjono mengaku, tidak mudah dalam merawat Rumah Joglo miliknya. Dia sempat diberikan bantuan pemerintah tahun 2015 lalu.

Meski anggaran yang diberikan cukup besar yakni sekitar Rp 600 juta, namun perawatan diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak mengetahui perawatan rumah kayu.

"Pemborong membersihkan dengan sabun colek, sabun cuci, sehingga warna rumah yang di depan rusak. Melihat itu, saat akan melanjutkan perawatan di bagian tengah, saya stop," ujar dia.

Saat ini, dirinya meneruskan perawatan biasa hanya mengelap menggunakan air. Meski tidak menyebut angka, pensiunan ASN ini mengaku biaya yang digunakan untuk merawat rumahnya tergolong tinggi.

Hampir setiap hari misalnya, dia mengganti genteng yang pecah karena tertimpa buah dari pohon yang ada di sekitar rumahnya.

Baca juga: AC Lion Air Mati, Penumpang Tujuan Yogyakarta Diturunkan dari Pesawat

"Ke depan semoga masih ada yang mau melestarikan rumah seperti ini, sehingga tidak kehilangan identitasnya," kata dia.

Sementara staf Bidang Pelestarian Warisan dan Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Hadi menyatakan, pihaknya tengah menyusun program bantuan kepada rumah cagar budaya.

Saat ini, tengah digagas petunjuk teknis (juknis) agar tidak saling tumpang tindih antara aturan pusat, provinsi, maupun kabupaten.

"Jadi, Rumah Joglo memiliki nilai yang tinggi dan banyak yang tidak terawat. Jika mendapatkan dana perawatan dan dapat diperbaharui dan menaikkan nilai, takutnya setelah nilai tinggi Joglo dijual. Itu termasuk memperkaya diri sendiri," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com