Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motif Bunga Jadi Pilihan Perajin dari Kampung Batik Cigadung Bandung

Kompas.com - 29/11/2018, 17:00 WIB
Putra Prima Perdana,
Khairina

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com- Bosan dengan motif batik yang biasa? Tidak ada salahnya menggunakan batik motif bunga yang diproduksi oleh para perajin batik lulusan program Pelatihan Kampung Batik Cigadung.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Bandung bekerjasama dengan Rumah Batik Komar serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Program Kampung Batik Cigadung yang dikuti oleh 50 orang mewakili 13 RW dari Kelurahan Cigadung ini digelar selama 12 hari dari tanggal 17 sampai 28 November 2018 dengan tema ‘Semarak Warna Alam Produk Batik Cigadung’.

Motif batik yang dihasilkan oleh para peserta adalah motif berbagai bunga seperti bunga mawar, melati, bunga matahari, bunga lili, bunga alamanda, bunga chrysan, bunga lotus, kembang sepatu, bunga amarilis, dan bunga anggrek.

“Kami pilih motif bunga-bunga karena ini di Bandung, kota kembang. Motifnya sebenarnya bebas mau apa saja. Tapi, dari bunga ini saja bisa jadi banyak, tergantung cara pandangnnya, misalnya mawar lagi kuncup, atau motif kembang dilihat dari atas, bawah, samping,” ujar Komarudin Kudiya, pemilik Rumah Batik Komar saat ditemui di Workshop Rumah Batik Komar, Jalan Cigadung, Kota Bandung, Kamis (29/11/2018).

Baca juga: Cantiknya Batik Ciprat Karya Penyandang Disabilitas

Batik motif bunga-bunga cantik yang dibuat oleh para peserta dapat dikatakan ramah lingkungan.

Sebab, para peserta membatik menggunakan pewarna pakaian yang berasal dari alam seperti daun sirsak, kayu secang, jelawe, dan lain-lain yang dipastikan ramah lingkungan dan mudah ditemukan di lingkungan sekitar.

“Soal limbahnya Jangan khawatir, karena pewarna yang digunakan adalah pewarna alam. Jadi bisa ditampung dulu dengan menggunakan IPAL sederhana dengan membuat lubang berukuran 1x2 meter atau 2x2 meter yang diisi ijuk, pecahan bata. IPAL ini bisa disimpan selama 10 tahun. Tapi, setelah 10 tahun tetap harus diangkat dan dibuang kemudian diganti,” jelasnya.

Tidak hanya diajarkan teknik-teknik membatik seperti tulis dan cap, para peserta juga diajarkan dan diberi bimbingan dalam hal manajemen keuangan hingga pemasarannya.

“Setelah produk ini jadi, harus ada juga pemasaran. Jangan sampai kita bisa buat produknya, tapi demand-nya enggak ada. Nanti bisa gagal. Jadi harus berkesinambungan,” tuturnya.

Setelah program selesai, diserahkan pula bantuan peralatan perlengkapan untuk membatik bagi 10 RW di Kelurahan Cigadung.

Tujuannya, agar bisa dimanfaatkan oleh para alumni program Kampung Batik Cigadung agar cita-cita mewujudkan Kampung Wisata Batik Cigadung bisa terus berjalan.

“Di sini perlengkapan yang diberikan sangat lengkap. Semuanya copy paste dari apa yang dipunya Batik Komar,” tandasnya.

Kompas TV Kedatangan Prabowo ke sentra batik untuk melihat secara langsung proses pembuatan batik dan hasil kerajinannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com