JEMBER, KOMPAS.com - Rabu pagi (28/11/2018), Arif Harimardi, seorang guru tidak tetap (GTT) di SDN Darsono 4, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai bersiap- siap berangkat ke sekolah.
Setiap hari, dia menempuh jarak kurang lebih 10 kilometer untuk pergi ke sekolah. Tidak mudah medan yang harus dilalui Arif dan GTT yang lain. Sebab, selain jalannya rusak, jika musim hujan seperti saat ini, kondisi jalan sangat licin.
“Kalau jatuh dari motor saat menuju sekolah, sudah tidak terhitung berapa kali, karena jalannya memang cukup licin, apalagi malam harinya turun hujan, akan lebih hujan,” katanya kepada Kompas.com.
Jika kondisi jalan licin, biasanya motor milik guru perempuan dititipkan di depan rumah warga.
“Kalau licin, biasanya motor milik guru terutama yang perempuan dititipkan dibawah. Kemudian jalan sekitar 1,5 kilometer ke sekolah,” lanjutnya.
SDN Darsono 4 berada di lereng perbukitan curam, dan berada di daerah rawan terjadinya longsor, terutama setelah hujan lebat.
“Biasanya kalau hujan cukup lebat di pagi hari, anak-anak dipulangkan lebih awal, karena khawatir terjadi longsor,” ungkapnya.
Baca juga: Kisah Zainal Abidin, Guru Honorer Menyambi Pengemudi Ojek Online
Mulai bulan Juli lalu, Arif ditugaskan di SDN Darsono 4. Sebelumnya, dia ditugaskan di SDN Suco Pangepok 4.
“Kalau dibandingkan dengan sekarang, jarak dari rumah justru lebih jauh,” keluhnya.
Setiap bulan, Arif hanya dibayar Rp 350 ribu, itupun sudah 11 bulan gajinya belum dibayarkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.