"Iya dulu mulai gambar gaun, tapi ya begitu lah gak terlalu bagus," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Zainal Abidin, Guru Honorer Menyambi Pengemudi Ojek Online
Sadar akan terbatasnya ilmu desain yang ia miliki, Rahmat mulai mencari referensi dan ide lewat sosial media. Ia pun banyak bergabung dalam grup penyuka desain lewat sosial media Facebook.
"Lama kelamaan jadi keterusan, jadi hobi. Saya juga banyak ikut grup di FB," ucapnya.
Ketekunan Rahmat perlahan mulai membuahkan pundi-pundi rupiah. Beberapa desainnya mulai diminati. Satu desain ia jual hanya Rp 50 ribu.
Penghasilan itu ia gunakan untuk menyambung hidup keluarganya. Rahmat pun kini jadi tulang punggung keluarga, terlebih saat ayahnya berpulang tiga tahun silam.
Ati Susilawati, ibu Rahmat, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya saat karya anak sulungnya mulai dikenal masyarakat.
"Saya bangga, senang banget punya anak berbakat. Dia emang dari kecil senang gambar. Padahal dia gak pernah sekolah formal. Bisa baca dan hitung juga diajarin bibinya," ujar Ati.
Baca juga: Kisah Ahmad Si Perakit Robot Laba-laba, Tamatan SMP dan Penyandang Disabilitas
Selain lihai menggambar, Rahmat juga rajin membantu pekerjaan rumah meski punya keterbatasan fisik.
"Dia sering bantu saya, masak, nyuci piring. Sekarang dia tulang punggung keluarga. Saya ngandelin hasil Rahmat jualan gambarnya. Saya harap Rahmat jadi desainer yang sukses," tutur Ati.
Baca juga kisah selanjutnya di: Kisah Desainer Busana Difabel Rahmat Hidayat, Idolakan Ivan Gunawan dan Ingin Ketemu Jokowi (2)
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan