Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Genteng Anti Gempa, Bobot Ringan hingga Diklaim Cocok di Wilayah Gempa

Kompas.com - 27/11/2018, 20:57 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

Genteng styrofoam milik Yunnia disebut ramah lingkungan karena mampu mendaur ulang limbah styrofoam.

Yunnia memanfaatkan limbah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Undip lalu dihaluskan, dicampur dengan adonan pasir dan semen, kemudian masuk dalam cetakan.

Berdasar data laboratorium, kekuatan genteng anti gempa rata-rata kuat, dengan berat per genteng mencapai 760 gram.

“Genteng ini ramah lingkungan. Kami manfaatkan limbah styrofoam dari TPA Undip yang banyak. Styrofoam dipilih karena limbah itu sulit diurai,” kata mahasiswi semester 7 ini.

Bersama timnya, Yunnia kemudian mencoba mengikutsertakan karya itu ke dalam ajang perlombaan di Jerman.

Ide dan gagasan itu bersaing dengan 800 peneliti negara lain, di mana dua diantaranya dari Indonesia. Inovasi Yunnia dan timnya berhasil meraih medali emas. 

Baca Juga: Inovasi Alat Pengolahan Limbah Batik Antar 5 Mahasiswa Undip Raih Emas di Jepang

4. Ide awal berasal dari banyaknya bencana gempa bumi

Menurut dosen pembimbing tim Genteng Styrofoam, M Nur Sholeh, tambahan zat adiktif berupa limbah styrofoam menjadi ciri pembeda.

“Pembedanya cuma itu dibanding genteng lainnya. hasilnya, genteng lebih ringan, karena ada styrofoam. Kalau unsur kimia, styrofoam bahan yang tidak bisa didaur ulang, dan memudar ya sangat lama sekali,” katanya.

Dalam tiap genteng, ukuran limbah styrofoam dalam adonan tidak boleh lebih dari 20 persen. Lalu, ide tersebut muncul karena banyaknya bencana gempa yang merenggut korban jiwa di beberapa daerah di Indonesia.

“Ide membuat genteng itu dilatarbelakangi karena banyaknya gempa di negeri ini. Banyak korban meninggal karena kejatuhan bangunan, terutama atap. Itu dasar kami, mungkin ini ikhtiar kami untuk mengurangi korban,” katanya.

Baca Juga: Besaran Uang Kuliah Fakultas Teknik di UI, Unpad, Undip, dan UGM

Sumber: KOMPAS.com (Nazar Nurdin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com