Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggak, PLN Ancam Putus Sementara Listrik di Lapas Barelang

Kompas.com - 27/11/2018, 15:24 WIB
Hadi Maulana,
Khairina

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIA Barelang Batam, Kepulauan Riau (Kepri) terancam kehilangan penerangan akibat putusnya aliran listrik.

Hal ini setelah Kepala Lapas Kelas IIA Barelang Batam Surianto menerima pesan singkat dari Manager Area Prima PLN Batam Arif Sumarna yang akan melakukan pemutusan aliran listrik untuk pelanggan Lapas.

"Kalau jadi mungkin hari ini, Selasa (27/11/2018) aliran listrik di Lapas Barelang akan diputus sementara karena ada tunggakan listrik yang belum terbayarkan," kata Surianto menirukan ucapan Manager Area Prima PLN Batam Arif Sumarna.

Baca juga: Kata PLN soal Pemutusan Listrik di SMAN 48

Kepada Kompas.com, Surianto mengaku terjadinya tunggakan bukan karena tidak dibayar. Namun, anggaran yang disiapkan untuk membayar tagihan listrik mengalami peningkatan atau tidak sesuai dengan tagihan yang akan dibayarkan.

"Yang belum kami bayarkan hanya bulan November 2018 saja. Itu pun karena tidak cukupnya anggaran yang disediakan untuk membayar tagihan," ungkap Surianto.

Surianto mengaku tagihan listrik meningkat dikarenakan membeludaknya warga binaan yang kini ditampung Lapas Barelang. Jumlahnya mencapai 1.300 warga binaan.

"Kalau sesuai perhitungan daya tampung, anggaran yang disediakan tidak ada masalah untuk pembayaran listrik. Namun, karena kapasitas berlebih sehingga anggaran yang disediakan tidak mencukupi membayar tagihan listrik yang meningkat hingga dua kali lipat," jelasnya.

Untuk biaya tagihan per bulannya, Surianto mengaku jika dirata-ratakan mencapai Rp 50 juta.

Namun, karena adanya kapasitas berlebih yang cukup tinggi sehingga total tagihan diperkirakan mencapai ratusan juta.

"Angka pastinya saya juga lupa tadi, namun kalau tidak salah lebih kurang mencapai ratusan juta rupiah," ungkap Surianto.

Surianto berharap tidak ada kejadian pemutusan sementara. Dia khawatir, jika terjadi pemutusan sementara akan menimbulkan gejolak di Lapas Barelang sendiri.

"Sampai saat ini saya masih menunggu koordinasi dari pihak PLN, karena bagaimana pun hal ini bukan disengaja atau terjadinya penyelewengan uang negara. Melainkan murni akibat kapasitas berlebih warga binaan sehingga pemakaian listrik terjadi peningkatan di luar jadwal seperti biasanya," terangnya.

Dicontohkannya, biasanya pemakaian mesin air hanya hidup 2 kali dalam sehari. Namun, dengan kapasitas penghuni berlebih ini membuat mesin air tersebut hidup terus selama seharian penuh karena meningkatnya penggunaan air.

Sementara itu, Humas PLN Batam Bukti Panggabean yang dihubungi terkait rencana dilakukannya pemutusan sementara aliran listrik di Lapas Kelas IIA Barelang, menyatakan hal itu tidak benar, karena sampai saat ini komunikasi masih terus dilakukan.

"Tidak ada informasi itu, yang ada teman-teman Area Prima PLN Batam masih melakukan komunikasi dengan pihak Lapas Barelang," kata Bukti.

Kompas TV Sekelompok mahasiswa Teknik Elektro Universitas Brawijaya Malang berinovasi dengan cara mengolah kotoran sapi hingga menjadi energi listrik. Inovasi kreatif penghasil energi listrik alternatif bernama Digital Fuel Cell From Human Waste (Delete) pembuatannya membutuhkan waktu hingga 3 bulan dan nantinya akan terus dikembangkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com