Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Polman Kerahkan Keluarga Jaga Petak Sawah dari Serangan Hama Dongi

Kompas.com - 27/11/2018, 12:16 WIB
Junaedi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


POLEWALI MANDAR, KOMPAS.comSawah milik petani di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diserang ribuan kawanan burung pipit atau yang dikenal dengan sebutan 'dongi'.

Burung yang memakan buah padi tersebut, menyerang tanaman padi secara bergerombol di pagi dan sore hari.

Madar, petani di Desa Tumpiling Wonomulyo ini menyebut, sudah dua pekan resah karena serangan ribuan kawanan dongi.

Madar bahkan mengerahkan seluruh anggota keluarganya ke sawah untuk membantu menjaga lahan atau petak sawah mereka dari serangan hama burung ini.

Para petani di Polewali Mandar belakangan sudah berangkat ke sawah pukul 05.00 Wita, untuk mencegah serangan hama dongi.

Baca juga: Warga Desa Bari Tangkap Seekor Komodo karena Dianggap Hama

“Sudah hampir dua pekan kawanan dongi menyerah ratusan hektar padi milik warga terutama subuh dan sore hari,” kata Madar, Selasa (27/11/2018).

Thamrin, petani lainnya menyebut, hama burung dongi bisa menghabiskan tanaman padi dalam sekejap.

Sebab, satu gerombolan dongi yang hinggap di lahan petani jumlahnya bisa mencapai ratusan hingga ribuan.

Petani terpaksa menggelar ronda burung di lahan masing-masing dari pagi hingga malam,” kata Thamrin.

Beragam alat digunakan untuk mengusir kawanan dongi, mulai dari berteriak lantang di tengah areal sawah, hingga memukul baskom, ember, atau seng bekas, agar kawanan hama burung tersebut kaget dan segera pergi dari lahan mereka.

Sejumlah petani lainya bahkan membuat orang-orangan sawah hingga membuat gentongan dari bambu yang ditarik menggunakan tali bisa membuat kawanan burung pergi dari lahannya.

Baca juga: Bondowoso Kembangkan Bunga Refugia untuk Menekan Hama Pertanian

Namun, beragam cara konvensional untuk mengusuir kawanan burung tersebut mulai tak mempan.

Serangan hama dongi membuat petani resah dan khawatir tanaman padi mereka tahun ini kembali gagal panen lantaran serangan hama bertubi-tubi.

Tahun lalu, tanaman padi mereka di lokasi ini juga gagal panen selain karena serangan hama tikus, juga karena faktor kekeringan hingga padi berbuah kerdil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com