Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelurahan di Bandung Kelola Sampah Organik dengan Belatung

Kompas.com - 27/11/2018, 11:19 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sampah-sampah organik tampak terkumpul dalam beberapa wadah atau rak yang telah disiapkan di sekitar lokasi pengembangbiakan.

Sampah organik ini kemudian menjadi makanan bagi maggot larva atau belatung yang telah mengerubunginya.

Kelurahan Suka Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler, menjadi salah satu kelurahan di Kota Bandung yang mengembangbiakan belatung untuk mengolah sampah organik warganya.

Pelaksana Teknis Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Ruri Iswantara menjelaskan, belatung-belatung ini berasal dari dari lalat black soldier fly atau lalat tentara hitam (hermetia illucens).

Lalat ini kemudian dimasukan ke inkubator khusus berupa kandang yang ditutupi tirai. Di dalam kandang itu, Ruri memberikan potongan kayu tipis yang disatukan dengan mengikatnya pada karet. Kayu-kayu ini lah yang nantinya akan menjadi tempat bertelur.

Telur yang menempel di sela-sela potongan kayu itu kemudian dimasukan ke ruang inkubator kecil yang kemudian menetas dan menjadi belatung kecil. Di dalam inkubator, belatung diberi makan sampah organik dari buah-buahan.

Setelah membesar, belatung itu kemudian dipindahkan ke wadah rak yang lebih besar berisi tumpukan sampah organik. Banyaknya sampah tergantung dari banyaknya belatung, nantinya sampah itu akan dimakan habis oleh belatung tersebut.

"Setelah berkumpul baru panen, lalu masukin ke wadah kecil atau inkubator. Telurnya lalu menetas. Sudah umur 7 hingga 10 hari dia masuk ke wadah besar. Larva inilah yang bisa makan sampah organik," tuturnya yang ditemui di tempat pengembangbiakan maggot di Komplek Kopo Kencana BKK, jalan peta, kelurahan Sukaasih, kecamatan Bojongloa kaler, Selasa (27/11/2018).

Baca juga: Baru 20 Persen Warga Sekitar Citarum yang Manfaatkan Bank Sampah

Fase hidup belatung ini hanya bertahan 18 hari untuk bermetamorfosis menjadi kepompompong pupa dan akhirnya menjadi lalat. Fase ini akan terus berputar.

Menurutnya, maggot ini bisa memakan tiga kali lebih besar sampah organik. Biasanya, sehari bisa sampai 100 kilogram sampah organik warga yang dibawa ke tempat itu untuk dimakan maggot.

"Ini sudah sampai 100 kalau sehari," ujarnya.

Pengembangbiakan maggot

Pengembangbiakan maggot sendiri dimulai pada Maret lalu dengan menggunakan dana Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) Kota Bandung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com