Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Dapatkan Air Bersih, Warga Pamekasan Jual Perhiasan

Kompas.com - 26/11/2018, 14:37 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Musim hujan sudah merata di sejumlah daerah di Kabupaten Pamekasan.

Namun, dengan datangnya musim hujan, tidak juga menyelesaikan krisis air bersih. Masih banyak warga yang terus menerus membeli air menggunakan mobil tangki untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Contohnya, warga Dusun Sumber Anyar, Desa Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Di desa ini, warga setiap minggu masih rutin membeli air bersih dua tangki. Per tangki Rp 90.000 untuk ukuran 8.000 liter.

Muhammad Ghozi, salah satu warga mengatakan, sejak musim kemarau tiba, sudah 26 kali mendatangkan tangki air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Meskipun sudah ada air hujan, belum mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.

"Intensitas hujannya masih sedikit, jadi sampai sekarang masih tetap membeli air bersih," ujar Muhammad Ghozi, Senin (26/11/2018).

Baca juga: Krisis Air Bersih di Ponorogo Akibat Kekeringan Meluas hingga 10 Kecamatan

Setiap kali mendatangkan tangki air bersih, pria lima anak ini selalu mencatatnya di kalender. Hal itu untuk mengetahui sudah berapa uang yang dihabiskan untuk membeli air bersih. Pasalnya, untuk membeli air bersih, Ghozi harus menjual perhiasan emas milik keluarganya. Hal itu dilakukannya setiap tahun.

Pelayanan dari PDAM ke rumahnya, hanya ada meteran dan pet air. Sedangkan salurannya belum terpasang sejak 6 tahun yang lalu.

Warga lainnya, Ismail asal Desa Sana Laok, Kecamatan Waru mengaku, untuk membeli air bersih harus meminta kiriman uang dari orang tuanya yang menjadi TKI di Malaysia.

Tiap bulan, ia menghabiskan empat tangki air bersih. Per tangki harganya Rp 130.000 karena untuk sampai ke rumahnya, tangki harus menempuh jarak yang cukup jauh.

"Kalau tidak minta kiriman dari Malaysia mau dapat dari mana. Rata-rata di sini warga bekerja jadi TKI di Malaysia," ungkap Ismail.

Ismail berharap, program pemerintah Kabupaten Pamekasan yang akan memberikan bantuan satu desa rawan kekeringan satu tangki air, bisa terwujud di tahun 2019.

Program tersebut sangat ditunggu oleh masyarakat, karena selama ini masyarakat terus menerus membeli air. Meskipun ada bantuan air dari BPBD, tidak mencukupi karena warga rebutan untuk mendapatkannya. 

Kompas TV Tradisi ini dilakukan oleh warga dengan memandikan modin setempat bertujuan untuk meminta hujan setelah mengalami kekeringan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com