Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jauh dari Posko, Sebagian Pengungsi Banjir Pekanbaru Tak Dapat Bantuan

Kompas.com - 24/11/2018, 21:26 WIB
Idon Tanjung,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sejumlah warga korban banjir di Perumahan Witayu RW 11 Kelurahan Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau mengungsi di tenda pengungsian tepi Jalan Nelayan.

Hingga Sabtu (24/11/2018), banjir masih terlihat parah merendam rumah warga, sekolah dan masjid.

Di balik musibah itu, warga yang mengungsi ini mengaku sedih dan kecewa karena tidak diakui Ketua RW 11 bernama Junaidi.

Baca juga: Kisah Tiga Remaja Gunakan Perahu Karet Bantu Korban Banjir di Pekanbaru

Sudah tiga hari tiga malam mereka mengungsi dan belum kebagian sembako. Padahal, sembako sudah disalurkan oleh Dinas Sosial setempat beberapa hari lalu.

"Bantuan sembako ada. Tapi di tenda yang di dalam (kawasan perumahan). Di sana masih dekat banjir. Sampai sekarang belum ada sampai ke kami sembakonya," akui Yanti (45) salah satu pengungsi pada Kompas.com, Sabtu (24/11/2018).

Dia mengaku sedih dan kecewa melihat sikap Ketua RW 11 yang tidak menganggap korban banjir yang mengungsi di tepi jalan.

"Kami sangat sedih karena kata Pak RW tenda di belakang tidak diapakannya (diakui). Padahal kami juga warga RW 11 tinggal di lingkungan RT 05. Kami sedih sekali," ucap Yanti sembari berlinang air mata.

Baca juga: Korban Banjir di Pekanbaru Mengungsi di Tepi Jalan, Belum Kebagian Sembako

Dia mengaku tidah tahu mengapa Ketua RW tidak bertanggung jawab terhadap warga yang mengungsi di tenda bagian belakang.

"Saya enggak tahu apa alasan tidak mengakui tenda kami ini. Cuma sebelumnya dia nyuruh bikin tenda di depan, tapi kami yang di belakang ini jauh dari rumah. Apalagi untuk ke sana mengarungi banjir, kan susah. Kalau di sini (tenda sekarang) dekat rumah, jadi mudah kami bolak balik," kata Yanti.

Dia mengatakan, di tenda yang ditempatinya ada delapan kepala keluarga (KK) dan berjumlah sekitar 15 orang yang mengungsi.

"Kami sempit di sini. Butuh satu tenda lagi. Anak-anak jadi susah belajar dan bermain. Kami di sini laki-laki dan perempuan. Jadi kalau ada satu tenda lagi kan bisa pisah-pisah. Kadang ada yang balik tidur ke rumahnya lagi," sebut Yanti.

Baca juga: Korban Banjir Luapan Air Sungai Siak Pekanbaru Belum Terima Bantuan Pemerintah

Lebih lanjut, dia menuturkan, banjir di Perumahan Witayu sudah berlangsung selama sepekan lebih. Ketinggian air di rumah-rumah mencapai 50 sentimeter hingga satu meter.

"Banjirnya pasang surut. Biasanya bisa sampai sebulan kayak gini. Karena banjir di sini hampir tiap tahun. Tidak ada pemberitahuan dari pemerintah kapan naik dan kapan surutnya. Kami saja yang melihatnya langsung, kami berharap cepatlah dibangun pintu air biar enggak banjir lagi," ungkap Yanti.

"Dalam satu hari satu malam itu, air naik dua kali. Kalau siang jam 13.00, nanti sore turun. Kemudian malam baik lagi," imbuh Toifah (43) pengungsi lainnya.

Baca juga: Sungai Siak Pekanbaru Meluap, Satu Sekolah Kebanjiran

Toifah juga mengharapkan adanya bantuan tenda yang lebih besar dari pemerintah. Sebab tenda yang sekarang sempit, hanya berukuran 4x3 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com