Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi "Gerbong Maut Bondowoso" pada Era Perang Kemerdekaan

Kompas.com - 23/11/2018, 17:31 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketidakpuasan Belanda terhadap Perjanjian Linggarjati dibuktikan dengan serangan yang disebut Agresi Belanda I. Peristiwa itu ditandai dengan penyerangan terhadap kota-kota yang dianggap vital oleh Belanda.

Pada Juli 1947, Belanda mulai mengadakan penyisiran ke berbagai tempat. Salah satu tempat penyisiran adalah di Bondowoso, Jawa Timur.

Pihak Belanda melakukan penangkapan besar-besaran kepada anggota Tentara Republik Indonesia (TRI) dan beberapa orang yang dicurigai. Mereka dibawa dan dimasukkan ke dalam penjara.

Karena kelebihan orang, pihak Belanda mempunyai inisiatif untuk memindahkan tawanan ke penjara yang lebih besar di Surabaya.

Perjalanan dari Bondowoso hingga Surabaya berjarak sekitar 240 kilometer. Perjalanan itu ditempuh selama kurang lebih 13 jam di bawah terik matahari yang panas, hingga mengakibatkan korban jiwa.

Berikut ini kronologi peristiwa "Gerbong Maut" yang menewaskan pejuang Indonesia, dilansir dari dokumentasi Harian Kompas:

23 November 1947

Pukul 03.00 WIB:

Sebanyak 100 tawanan orang Indonesia dipersiapkan menuju pemberangkatan. Mereka dibawa secara rahasia dari penjara menuju Stasiun Bondowoso. Para tawanan digiring menuju ke dalam tiga gerbong yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Gerbong pertama dengan kode GR 10152 diisi sebanyak 38 orang. Gerbong kedua dengan kode GR 4416 diisi 29 orang. Sedangkan gerbong ketiga dengan kode GR5769 diisi oleh 33 orang

Gerbong tanpa ventilasi udara tersebut ditutup rapat bahkan lubang-lubang kecil pada sudut-sudut pintu disumpal oleh Belanda agar tawanan tak bisa melihat sisi luar. Pengap dan panas pasti dialami tawanan.

Pukul 07.00 WIB:

Setelah menunggu hampir empat jam, rombongan ini baru diberangkatkan dari Bondowoso ke Wonokromo, Surabaya.

Tawanan tak diberikan makan dan minum serta berkumpul dalam gerbong yang panas dan pengap. Situasi ini menjadi siksaan yang berat terhadap tawanan

Pukul 08.00-10.00 WIB:

Di Stasiun Kalisat, rombongan ini berhenti untuk menunggu rangkaian kereta dari Banyuwangi untuk digandengkan. Ketika itu kondisi penempatan kereta berada di bawah terik matahari langsung. Penderitaan tawanan bertambah karena panasnya sinar mengenai gerbong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com