Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi "Gerbong Maut Bondowoso" pada Era Perang Kemerdekaan

Kompas.com - 23/11/2018, 17:31 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Gerbong yang terbuat dari seng dan tertutup menambah penderitaan dari tawanan. Dalam gerbong, tawanan mulai merasakan gelisah dan kepanasan.

Setelah rangkaian datang, perjalanan dimulai kembali. Sepanjang perjalanan Kalisat menuju Jember muncul teriakan dari dalam gerbong.

Beberapa tawanan mulai berteriak dan menggedor-gedor gerbong meminta akses ventilasi udara. Tawanan mulai jatuh pingsan akibat panas dan pengap dalam gerbong.

Pukul 10.30 WIB:

Kereta api kembali berangkat dari jember menuju Pasuruan. Pada tahap inilah puncak penderitaan dari tawanan. Suasana dalam gerbong semakin terdengar. Suara cakaran ke dinding dan teriakan semakin menjadi-jadi.

Dalam ruangan yang sempit dan penuh sesak, para tawanan kehausan. Beberapa nekat meminum air kecing sendiri. Adapula yang lain mencoba membuat lubang angin pada dinding gerbong.

Baca Juga: Kisah "Gerbong Maut" di Bondowoso...

Pukul 12.00-19.00 WIB:

Pihak Belanda tak menghiraukan suara yang terdengar dari dalam gerbong dan terus melanjutkan perjalanan.

Antara Pasuruan menuju Bangil, hujan deras mengguyur gerbong dan menyebabkan udara dalam gerbong menjadi lebih sejuk. Keadaan ini menjadi sedikit penolong bagi tawanan dalam gerbong.

Namun nasib nahas menimpa tawanan di Gerbong GR 10152 karena tergolong gerbong baru sehingga udara dan air hujan tak dapat masuk ke dalam.

Antara Bangil sampai Sidoarjo, suara rintihan tawanan sudah tak terdengar dan seketika hening.

Pukul 19.30 WIB:

Rangkaian tiba di Wonokromo, ketika pintu gerbong dibuka terdapat 90 orang pingsan dan beberapa meninggal dunia. Sepuluh orang lainnya dalam kondisi masih bisa bergerak, walaupun kondisinya kurang baik.

Setelah melalui penyelidikan sebanyak 40 orang dinyatakan meninggal dan 60 orang lainnya bisa diselamatkan. Gerbong pertama dengan kode GR 10152 diisi sebanyak 38 orang semua meninggal. Gerbong ini juga dikenal sebagai gerbong baru yang digunakan.

Sebanyak 29 orang yang ada di gerbong kedua, dua orang meninggal, sedang 33 orang yang ada di gerbong ketiga masih hidup semua. Setelah evakuasi terakhir, korban yang meninggal mencapai 46 orang.

Ada Monumen

Sebagai peringatan, di Alun-alun Kota Bondowoso dibangun sebuah monumen peringatan yang dikenal dengan Monumen Gerbong Maut.

Menurut Harian Kompas 2 Oktober 1976, bangunan monumental itu terdiri dari sebuah gerbang yang memiliki ukuran 1,5 kali gerbong aslinya dengan 20 patung pejuang setinggi dua meter dari beton bertulang.

Gerbong itu terletak di atas teras dari beton berukuran 16 x 8 x 3,8 meter. Pada dinding teras dipahatkan relief kisah perang kemerdekaan di kota Bondowoso yang bermula dari pendaratan belanda di Pasirputih, Pasuruhan sampai pemakaman 46 jenazah tawanan di TMP Bondowoso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com