Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Senang Bisa Iris Tempe Setipis Kartu ATM

Kompas.com - 23/11/2018, 16:46 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi


MALANG, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno mengunjungi Sentra Industri Keripik Tempe Sanan, Kota Malang, Jumat (23/11/2018).

Di sela kunjungannya itu, Sandiaga sempat menggantikan posisi salah satu pengrajin yang sedang mengiris tempe dengan pisau.

Sandiaga mengiris tempe dengan ukuran yang tipis layaknya yang dikerjakan oleh pengrajin keripik tempe pada umumnya.

Sebab, tempe itu akan digoreng dan dijadikan keripik tempe. Saat itu, Sandiaga benar - benar menemukan tempe setipis kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

"Harus hati - hati karena kalau terlalu tipis dia (tempe) pecah. Dan ini benar - benar ini setipis kartu ATM. Ini teknik yang harus dilakukan dengan penuh ketelitian," katanya.

"Dan akhirnya tempenya bisa setipis ATM," imbuhnya.

Baca juga: Di Magelang, Sandiaga Uno Penasaran dengan Tempe Gembus yang Mirip Teropong

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu pun merasa senang karena akhirnya menemukan tempe yang setipis ATM. Meskipun tempe di lokasi itu untuk dijadikan keripik, bukan untuk dikonsumsi layaknya tempe pada umumnya.

"Sensasinya ini luar biasa. Berarti melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada tempe setipis ATM," katanya.

Sandiaga menilai, olahan keripik tempe itu sebagai upaya untuk menyiasati harga kedelai yang naik. Karena kenaikan harga kedelai itu, Sandiaga menyebutkan, pengrajin memilih untuk mengecilkan ukuran keripik tempe yang dibuatnya.

"Ternyata di sini di kasih tahu juga bahwa harga kedelai naik ya. Dan salah satu kiat-kiat inovasi dari Sanan Tempe ini adalah dikecilkan ukurannya. Dan itu memang menjadi satu kretivitas dari UKM kita," jelasnya.

"Luar biasa kalau UKM - UKM kita seperti Sanan Tempe ini. Bahwa mereka bisa menyikapi naiknya harga gas, naiknya harga kedelai. Mereka masih tetap bisa eksis dengan tidak menaikan harga, dengan mengecilkan ukuran dan jumlah dari pada tempe kering yang ada satu kantong," imbuhnya.

Sandiaga juga menyoroti bahan tempe yang berasal dari kedelai impor karena keterbatasan kedelai lokal. Padahal menurutnya, kedelai lokal mampu menghasilkan tempe yang lebih berkualitas.

"Semua impor, 100 persen impor. Dulu ada yang lokal, dan rasa lokalnya katanya lebih enak. Tapi sekarang baru - baru ini sudah tidak ada. Semuanya impor. Stoknya yang kedelai lokal tidak ada," ungkapnya.

Baca juga: Ketemu Soto Bathok dan Tempe Enak di Yogyakarta, Sandiaga Janjikan Ini

Sandiaga berjanji jika nanti dirinya terpilih sebagai wakil presiden, pihaknya akan mewujudkan swasembada kedelai.

Muhammad Momon, salah satu pengrajin keripik tempe mengatakan, dirinya sengaja mengiris tempe dengan ukuran yang tipis karena untuk dijadikan keripik tempe.

Tidak ada ukuran khusus, Momon mengaku mengiris tempe hanya dengan insting sebagai pengrajin keripik tempe.

"Pakai perasaan," katanya.

Sentra Industri Keripik Tempe yang ada di Kampung Sanan, Kota Malang merupakan sentra pengrajin keripik tempe.

Hasil olahan pengrajin itu sudah banyak dikenal dan menjadi salah satu pusat oleh - oleh di Kota Malang.

Kompas TV Jelang pemilihan presiden 2019, dua kandidat pasangan capres dan cawapres kini rajin blusukan ke pasar untuk mengecek harga kebutuhan pokok.<br /> <br /> Jika cawapres nomor urut 2, Sandiaga Uno, sempat menemukan tempe dengan ukuran sebesar ATM hingga shampoo sachet, Presiden Joko Widodo yang juga calon presiden petahana justru menemukan harga bahan pokok stabil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com