Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ahmad Si Perakit Robot Laba-laba, Tamatan SMP dan Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 22/11/2018, 20:42 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemuda itu bernama Ahmad Sobandi (28), warga Desa Cilegong, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta. Pemuda tamatan SMP itu mampu menciptakan robot laba-laba yang digerakkan dengan pengendali jarak jauh atau remote control.

Karyanya pun saat ini menjadi sorotan media. Tak hanya karena Ahmad adalah tamatan SMP, namun dirinya adalah seorang penyandang disabilitas, tunawicara.

Selain itu, bahan yang digunakan Ahmad adalah baterei bekas telepon genggam. Bagaiamana kisah lengkapnya? Inilah fakta yang patut Anda ketahui dari sosok Ahmad Sobandi.

1. Tamatan SMP dan memanfaatkan barang bekas
Pemuda tunawicara, Ahmad Sobandi (24), bikin robot pakai payung bekas dan dinamo bekas.Twitter: Kokoromod, @ahmadsanusi56 Pemuda tunawicara, Ahmad Sobandi (24), bikin robot pakai payung bekas dan dinamo bekas.

Untuk merakit robot laba-laba, Ahmad menggunakan baterai bekas dari telepon genggam sebagai sumber tenaga penggerak. Kelebihannya, baterai tersebut bisa diisi ulang dengan menggunakan charger baterai yang sama.

Sementara untuk rangka dan kakinya, dia memanfaatkan kawat bekas payung dan kawat penjepit kertas atau klip.

Saat ditemui Kompas.com di Purwakarta, Rabu (21/11/2018), Ahmad memamerkan hasil karyanya itu.

Sambil memegang remote dari bekas power bank, Ahmad menggerakkan robot laba-laba itu dari jarak jauh.

Robot tersebut bergerak layaknya laba-laba. Terkadang lajunya cepat serta bisa belok kanan dan kiri tergantung pengendalinya.

Sambil didampingi ibunya, Encin Kuraesin (53), sesekali Ahmad menjelaskan komponen robot tersebut dengan bahasa isyarat yang kemudian diterjemahkan oleh sang ibu.

Baca Juga: Ahmad Sobandi, Difabel yang Mampu Ciptakan Robot dari Barang Bekas

2. Hobi Ahmad membaca buku berbahasa Inggris 

Ilustrasi bukuMaskaRad Ilustrasi buku

Saat mendampingi putranya, Ecin mengatakan, putranya tersebut memiliki hobi membaca buku.

Dari membaca buku tersebut, Ahmad mampu menciptakan robot laba-laba yang saat ini menjadi pembicaraan banyak orang.

Encin mengatakan, keahlian anaknya tersebut merupakan murni hasil otodidak dan dirinta sering melihat anaknya membaca buku-buku kamus bahasa Inggris.

"Tapi saya sempat memergoki dia menulis dengan huruf-huruf mirip bahasa Jepang," kata Encin.

Selain membaca buku, Ahmad juga sering mengumpulkan kawat bekas payung sebagai bahan untuk membuat robot. Dia juga kerap membeli klip penjepit kertas.

Baca Juga: Tunawicara Ini Mampu Kembangkan Robot dengan Manfaatkan Dinamo Bekas

3. Merakit robot laba-laba dalam dua minggu

Robot laba-laba ciptaan Ahmad Sobandi, penyandang disabilitas dari Purwakarta, Jawa Barat.KOMPAS.com/ ISTIMEWA Robot laba-laba ciptaan Ahmad Sobandi, penyandang disabilitas dari Purwakarta, Jawa Barat.

Encin juga menceritakan, bagaimana Ahmad saat merakit robot bisa sangat cepat. Robot karya Ahmad pun hanya berasal dari barang-barang bekas. Satu-satunya barang yang dibeli adalah penjepit kertas.

"Bahan yang dia beli cuma satu, yakni kawat penjepit kertas (klip)," kata Encin.
Encin mengatakan, jika bahan-bahannya sudah terkumpul lengkap, dia bisa membuat satu robot dalam dua minggu.

“Kalau sedang khusyuk, dua minggu sudah jadi robot. Saya terus terang terkejut,” katanya.

Baca Juga: Mobil Bimasakti UGM Raih 2 Penghargaan di Student Formula Japan

4. Kekhawatiran Encin dan dukungan Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi,  Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi - Ma’ruf Amin Jawa Barat.KOMPAS.com/PUTRA PRIMA PERDANA. Dedi Mulyadi, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi - Ma’ruf Amin Jawa Barat.

Meskipuan seakan tak lelah menceritakan tentang putranya, Encin tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Encin mengaku tidak ingin pengetahuan dan kemampuan anaknya dimanfaatkan pihak luar untuk kepentingan tidak baik.

Kekhawatiran tersebut sempat diutarakan Encin kepada Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Dedi pun menyatakan akan mendukung dan mendorong Ahmad untuk membuat karya yang lebih bermanfaat.

“Misalnya pengangkut makanan untuk penderita stroke, atau robot pengangkut sampah. Jadi, nanti kerjanya hanya pijit remote saja,” kata Dedi.

Menurut Dedi, kalau hasilnya bagus Ahmad akan diminta produksi robot dalam jumlah banyak untuk disumbangkan ke rumah sakit.

“Modalnya kita siapkan. Kalau gagal, harus terus berlanjut sampai berhasil. Nanti, ada tenaga ahli yang menemani. Kalau berhasil, karyanya akan disumbangkan pada pihak yang membutuhkan,” ujarnya.

Baca Juga: Indonesia Sabet Gelar Juara Dunia di Kejuaraan Sepak Bola Robot

5. Kesulitan Ahmad saat merakit robot

Siswa program Boarding School MAN 1 Surakarta ciptakan robot survivor pencari korban bencaba alam selamat di sekolah setempat, Rabu (7/11/2018).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Siswa program Boarding School MAN 1 Surakarta ciptakan robot survivor pencari korban bencaba alam selamat di sekolah setempat, Rabu (7/11/2018).

Dalam melakukan observasi mengenai pembuatan robot, Ahmad pun menyampaikan sejumlah kesulitan kepada Ikbal, saudara sepupunya.

Menurut Ikbal, Ahmad mengalami kesulitan ketika mencoba merangkai kaki dan badan robot menggunakan besi kecil di kerangka payung.

"Kata Ahmad itu pas ngelurusin dan membengkokkan kaki-kaki robot, soalnya bahan tersebut dari bekas payung sama klip ukuran 5," kata Ikbal.

Melihat kegigihan dan kreativitas yang dilakukan oleh pemuda asal Purwakarta ini, beberapa pengguna Twitter lain turut membagikan video ini, bahkan ada yang me-mention Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Baca Juga: Robot Terbang Bayucaraka ITS Unjuk Gigi di Turki

Sumber: KOMPAS.com (Retia Kartika Dewi, Farid Assifa)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com