Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hamzah, 8 Tahun Kayuh Becak Pakai Topeng hingga Berhasil Jadi Sarjana

Kompas.com - 21/11/2018, 15:21 WIB
Junaedi,
Khairina

Tim Redaksi

Hamzah bercerita, banyak pengalaman menarik menjadi tukang becak selama hampir 8 tahun. Ia pernah mengantar gurunya tanpa diketahui kalau yang sedang membawa becak adalah siswanya sendiri.

Merasa harus membalas budi guru yang telah berjasa mendidiknya, Hamzah mengaku kerap menolak jasanya dibayar oleh tetangga kampung atau guru yang tak mengetahui identitasnya itu.

Menurut Hamzah, makin ia menolak jasanya dibayar, makin banyak warga dan guru-guru termasuk temannya yang penasaran ingin tahu siapa dirinya yang bertopeng dengan tutur sapa yang santun.

“Suatu waktu saya dipaksa buka topeng di depan guru saya yang penasaran, karena setiap kali naik becak saya menolak menerima bayaran darinya. Saya merasa dia adalah tokoh yang berjasa mendidik saya di sekolah,” tutur Hamzah menceritakan pengalamannya menyamar jadi tukang becak menggunakan topeng.

Baca juga: Kisah Wahyu Riyanto: Tak Punya Tangan Sejak Lahir, Saya Harus Jadi Sarjana...

Pengagum tentara ini pernah bercita-cita menjadi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun cita-citanya kandas lantaran tak mendapat restu orang tua, terutama ibunda tercinta, karena alasan ia tak ingin berpisah jauh dari Hamzah.

Padahal, obsesi menjadi tentara dengan kemampuan yang hebat merupakan impian Hamzah sejak kecil.

Kala duduk di bangku SD, keinginannya menjadi tentara makin kuat terutama saat menyaksikan atraksi kemampuan personil TNI yang hebat menaklukkan medan tempur atau membebaskan sandera dari para teroris.

Lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Majene, Hamzah mengurungkan niatnya mendaftar TNI.

Semula, pria yang dikenal ulet dan pekerja keras ini tak berpikir untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

Alasannya, selain karena hendak mencari kerja untuk menopang ekonomi keluarga juga karena ia ingin mandiri dan tak ingin jadi beban keluarga.

Hamzah mengaku mendapat ilham dari gurunya Muhammad Takdir Alwi dan Idham yang tak pernah putus komunikasi, meski sudah lulus SMK.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com