Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersemangat Lawan Hoaks, Warga Kulon Progo Bakar Ogoh-ogoh "Butho"

Kompas.com - 21/11/2018, 07:16 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Masifnya hoaks dan ujaran kebencian membangkitkan keprihatinan banyak pihak. Temasuk di kalangan warga Dusun Mentobayan, Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Warga di dusun ini melawan dengan caranya sendiri, seperti halnya di Mentobayan. Mereka tunjukkan semangat antihoaks dan ujaran kebencian itu lewat sebuah aksi “Larungan Sengkala ing Kali Progo” yang berlangsung di pinggir sungai Progo.

“Kami ingin terus merawat kerukunan bangsa tanpa hoaks dan ujaran kebencian,” kata Hernawan, warga Mentobayan, Selasa (20/11/2018).

Menurut dia, semua yang berawal dari hoaks dan ujaran kebencian yang masif akan membangkitkan provokasi, utamanya lewat media sosial.

Baca juga: Ganjar Pranowo Ajak Santri Perang Melawan Hoaks

 

Warga mengemas sebuah pertunjukan seni budaya sambil mengarak sebuah ogoh-ogoh setinggi 3 meter. Ogoh-ogoh itu serupa butho atau raksasa jahat dengan ular yang sedang melilit badannya.

Mereka mengaraknya keliling dusun diiringi beragam kesenian daerah yang hidup di antara warga Mentobayan, seperti pasukan bregadha, kelompok tari jathilan klasik, dan gedruk krincing.

“Sengkala atau bentuk Butho itu perlambang hoaks dan ujaran kebencian. Kami berencana mengingatkan bahwa kejahatan itu tidak bermanfaat, merusak kedamaian, kerukunan, dan berdampak negatif,” kata Hernawan.

Mereka meletakkan Butho itu di bebatuan sungai Progo yang airnya mulai banyak di awal musim hujan ini. Wayang anak dan wayang golek, serta tari gambyong, mengawali prosesi larung.

Tak lama, puluhan warga menghancurkan ogoh-ogoh itu dengan cara mengetapel, lantas membakarnya. Abu ogoh-ogoh itu lantas dihanyutkan ke sungai Progo.

Baca juga: Perang Melawan Hoaks, Ratna Sarumpaet Tersangka, hingga Polisi Tangkap 8 Pelaku  

Sepanjang penghancuran ogoh-ogoh itu, warga juga diingatkan untuk terus bijak dalam menggali dan menyebar informasi, apalagi di tahun politik ini. Dengan sikap bijak maka warga akan terhindar dari menjadi bagian hoaks dan ujaran kebencian tersebut.

“Kami plinteng (ketapel) lantas bakar ogoh-ogoh itu sebagai semangat perlawanan kami terhadap hoax dan ujaran kebencian,” kata Hernawan.

Aksi ini, tutur Hernawam, sekaligus membawa pesan bagi seluruh warga dusun, desa, kabupaten dan seluruh negeri, untuk bijaksana dalam menyaring dan menyebarkan informasi.

Para warga berharap pesan serupa terus digaungkan berbagai daerah lain demi menjaga kedamaian dan kerukunan bangsa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com