KOMPAS.com - Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan, terdapat 93 juta batang sedotan plastik setiap harinya dibuang di indonesia. Jika disambungkan, akan mencapai jarak Jakarta-Meksiko.
Tak heran jika banyak pihak begitu miris dengan banyaknya sampah plastik yang dibuang di Indonesia, yang jumlahnya diestimasi mencapai 65 juta ton per tahun, menurut KLHK.
Apalagi, sampah plastik ini menjadi salah satu penyebab di balik kematian hewan-hewan laut yang dilindungi. Salah satunya adalah paus.
Kasus paus mati dan terdampar menjadi kasus yang sering menyita perhatian pembaca Kompas.com.
Baca juga: Berkarung-karung Sampah Plastik Diangkat dari Kedalaman Teluk Gorontalo
Apalagi jika kematian paus tergolong aneh, yakni dalam perut paus yang mati terdampar di Wakatobi ditemukan berkilo-kilogram sampah plastik seperti botol, tutup galon, sandal, bungkus mi instan, gelas minuman, tali rafia, kantong kresek, hingga terpal dan lain-lainnya.
Berikut lima berita populer nusantara pada Selasa (20/11/2018) yang kami rangkum kembali untuk Anda pagi ini:
Pihak berwenang belum dapat memastikan penyebab kematian paus jenis Sperm wale yang terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (19/11/2018).
Dalam perut paus sepanjang 9,6 meter itu ditemukan sampah plastik yang jumlah cukup besar yakni sekitar 5,9 kg.
Aktivis dari Yayasan Lestari Alam Wakatobi, Saleh Hanan memperkirakan penyebab kematian paus itu karena sampah plastik.
Sebab, sampah plastik tak bisa dicerna oleh perut paus. Berbeda dengan tulang ikan, meskipun keras namun tetap bisa dicerna.
Baca beritanya di: Sampah Plastik 5,9 Kg Ditemukan dalam Perut Paus yang Mati di Wakatobi
Kejaksaan Agung RI menunda eksekusi terdakwa mantan pegawai honorer SMAN 7 Mataram, Baiq Nuril Maknun terkait tindak kasus UU ITE. Hal ini membuat Nuril merasa lega.
"Saya lega setelah mendengar kabar dari Kejaksaan Agung, saya langsung teriak, dua kali malah, tetapi saya maunya teriak yang lebih keras di pantai, biar lega, biar tumpah semua," kata Nuril saat jumpa pers di Fakultas Hukum Universitas Mataram, Selasa (20/11/2018).