Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Seorang Katolik Khusyuk Petik Ku Cheng di Peringatan Maulid Nabi...

Kompas.com - 20/11/2018, 14:28 WIB
Putra Prima Perdana,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Purwakarta, digelar dengan menampilkan seni musik religi, Senin (20/11/2018).

Namun, ada yang menarik dalam acara yang digelar budayawan Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama seniman se-Jawa Barat di Gedung Yudhistira, komplek Kantor Pemerintah Kabupaten Purwakarta, itu.

Ada salah seorang seniman yang menyita perhatian Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf di Jabar tersebut.

Wanita itu merupakan seniman pemetik Ku Cheng, alat musik tradisional Tiongkok, sejenis kecapi. Dia bernama Siska Amelia (28).

Baca juga: Melihat Tradisi Weh-wehan untuk Menyambut Maulid Nabi Muhammad

Penggemar buku bacaan populer itu juga dikenal sebagai seorang Katolik yang taat.

Menurut Dedi, kehadiran Siska membuktikan bahwa Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar milik umat Islam.

Lebih jauh, Nabi Muhammad SAW, menurut dia, sudah menjadi spirit seluruh umat karena karakter akhlak adiluhung yang dimilikinya.

“Saya terus terang terkesima. Ada teman saya jauh-jauh dari Bandung untuk turut hadir mengisi acara kita malam ini. Saya kira, ini menjadi bukti bahwa Maulid bukan hanya milik kalangan Muslim,” kata Dedi.

Jemari Siska yang telaten memainkan alat musik Ku Cheng mengiringi beberapa lagu. Genre lagu tersebut merupakan lagu religi bertema shalawat, asmaul husna dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Membumikan nilai ke-Islaman

Mantan Bupati Purwakarta dua periode itu mengajak semua pihak untuk tidak terjebak dalam suasana seremonial sebuah peringatan. Termasuk dalam hal ini, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sebagai kader Nahdlatul Ulama (NU), dia berharap nilai ke-Islaman dan nilai ke-Indonesiaan dapat dibumikan sekaligus.

Baca juga: Sambut Maulid Nabi Muhammad, Ada Pasar Bandeng Murah di Sidoarjo

Sebab, ketua Presidium KAHMI Jawa Barat itu berkeyakinan hal tersebut merupakan inti ajaran Rasululullah SAW.

“Semangat toleransi itu bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam. Ada spirit rahmatan lil ‘alamiin (rahmat bagi seluruh alam) di situ. Sehingga, perilaku saling menghormati dan saling menghargai antar-umat, mutlak diperlukan,” ujar dia.

Lebih jauh, Dedi mengajak seluruh umat untuk menjaga kelestarian alam. Tanpa itu, umat akan didera kesulitan dalam menjalankan ibadah keseharian.

“Kemuliaan itu bukan hanya untuk sesama manusia, tetapi juga untuk seluruh alam ini. Hutan, sawah, gunung, dan lautan, harus kita jaga. Kalau tidak, ibadah umat akan terganggu karena negeri ini dilanda banyak bencana. Kelestarian alam merupakan orientasi bagi agama,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com