Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cerita Unik Borobudur Marathon, Ibu Hamil 8 Bulan hingga Air Badheg untuk Pelari

Kompas.com - 19/11/2018, 11:07 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

3. Mimpi Borobudur Marathon di masa depan

Lomba lari jarak jauh ini telah menembus 10.000 peserta dari berbagai belahan dunia dan daerah di Tanah Air.

Kurang lebih sebanyak 205 pelari datang dari 30 negara, antara lain Negeri Jiran Malaysia, disusul Singapura, dan Amerika Serikat.

Para pelari dari Kenya yang tidak pernah absen di berbagai kejuaraan maraton dunia juga tidak ketinggalan pada Borobudur Maraton 2018 kali ini.

Pelari tertua (bahkan) datang dari luar negeri, Judith Van Ginkel, 85 tahun, asal Belanda. Kemudian ada William Herman Vollmert, 76 tahun, asal Amerika Serikat,” kata Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo, Sabtu (17/11/2018).

Budiman menambahkan, kedua pelari itu turun di nomor 10 kilometer (10K).
Rasa antusias para peserta yang cukup besar tersebut pun memunculkan secercah harapan bagi penyelenggara.

“Kita punya mimpi apakah satu maraton di Indonesia ini bisa setara dengan Boston Marathon, Berlin Marathon, Tokyo Marathon, atau World Major Marathon yang lain,” kata Budiman.

Baca Juga: Lebih dari 200 Pelari dari Manca Negara Ikuti Borobudur Marathon

4. Sajian khas warga disediakan bagi peserta lari

Siti Wadzikah, 70 tahun, warga Bumi Segoro Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menawarkan air minum bagi para pelari Borobudir Marathon 2018 yang melintas cepat di hadapannya.KOMPAS.com/ DANI J Siti Wadzikah, 70 tahun, warga Bumi Segoro Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menawarkan air minum bagi para pelari Borobudir Marathon 2018 yang melintas cepat di hadapannya.

Masyarakat di sekitar Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menyambut gembira perhelatan Bank Jateng Borobudur Marathon, pada 18 November 2018.

Beberapa dari mereka berencana menyiapkan makanan dan minuman cuma-cuma untuk para pelari.

Salah satunya warga di Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur. Warga menyediakan minuman tradisional badheg (air nira kelapa) di beberapa titik di jalan desa yang akan dilintasi pelari.

"Kami akan sediakan minuman badheg dan singkong rebus untuk camilannya, gratis untuk pelari yang melintas di sini," ujar Hari Solikah, perangkat Desa Wringinputih, Kamis (15/11/2018).

Menurut Hari, minuman dan makanan tersebut merupakan sajian khas dari Desa Wringinputih.

Penyajian ini sekaligus menjadi ajang promosi kepada para pelari yang berasal dari berbagai daerah bahkan luar negeri.

"Kami kenalkan kepada mereka kuliner khas Desa Wringinputih," ucap Hari.

Baca Juga: Warga Siapkan Minuman dan Camilan Tradisional di Lintasan Borobudur Marathon 2018

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com