Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Marathon, Kamar "Homestay" Balkondes di 20 Desa Kecamatan Borobudur Habis

Kompas.com - 18/11/2018, 07:36 WIB
Dani Julius Zebua,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com – Semua homestay di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) disebut penuh bersamaan dengan berlangsungnya Borobudur Marathon 2018.

Total kamar inap itu sampai 250 kamar tersebar pada 20 desa di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Semuanya sudah full book,” kata Abbet Nugroho, Manajer Promosi dan Marketing Even Pengelola Balkonses Borobudur, Sabtu (17/11/2018).

Penghuni sendiri, kata Abbet, diyakini jauh melebihi jumlah kamar yang tersedia. Bahkan, peserta sampai memenuhi pula homestay yang dikelola secara mandiri oleh warga.

“Itu belum termasuk kamar dan homestay yang dikelola mandiri oleh masyarakat. Bisa lebih 500 kamar (penuh) di semua desa ini,” kata Abbet.

Baca juga: Agni Pratistha Bangga Jadi Bagian Bank Jateng Borobudur Marathon 2018

Rata-rata homestay di balkondes itu memiliki 3-20 kamar. Balkondes sendiri merupakan bagian dari proyek pengembangan desa wisata yang digarap Kementerian BUMN sejak beberapa tahun lalu, berdasar karakteristik masing-masing desa.

Desa sekeliling Borobudur dihuni mayoritas petani dan sebagian lagi pedagang di area Borobudur. Program BUMN masuk desa ini membangkitkan suasana baru bagi desa sekitar.

Pusat keramaian menyebar ke desa-desa. Kesibukan warga bertambah dengan melayani tamu dan wisatawan. 

Tamu bisa melakukan banyak kegiatan di tiap balkondes, termasuk di dalamnya mereka bisa menginap di homestay.

Sebagian besar dilengkapi AC hingga pemanas yang tidak kalah nyaman dengan hotel berbintang. Mereka menerapkan tarif antara Rp 200.000-750.000 per malam.

Single, double dan extra bad penuh. Saya kira (penghuni) bisa lebih dua kali lipat kamar,” kata Abbet.

Baca juga: Ganjar Pranowo Lepas Ribuan Pelari Borobudur Marathon 2018

Borobudur Marathon 2018 merupakan ajang tahunan sejak 2012. Harian Kompas menyelenggarakan lomba lari jarak jauh tingkat internasional ini sejak tahun lalu.

Harian Kompas bekerja sama dengan Bank Jateng menyukseskan acara ini.

Mereka mengusung tema "Rising Harmony" untuk menggambarkan bagaimana perhelatan akbar ini bukan sekadar perlombaan olahraga semata, namun sejatinya bisa dipadu dengan wisata, budaya, hingga masyarakat bersama ekonomi kerakyatannya.

Termasuk apa yang dialami banyak homestay dan warga yang turut merasakan imbasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com