Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Musibah Tembok SD Roboh di Pekanbaru, Sudah Diingatkan Warga hingga Penjelasan Komite Sekolah

Kompas.com - 16/11/2018, 07:23 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

Kapolsek Bukit Raya, Kompol Pribadi, mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. Saat itu beberapa korban, khususnya para siswa SDN 141 dan sejumlah warga sedang melintas di dekat tembok.

Saat itu tiba-tiba tembok sekolah roboh dan menimpa para siswa dan warga yang berada di dekatnya.

"Menurut keterangan saksi, Erlin Sihithe (35) orang tua dari korban William Maleakhi, saat itu ia mengantarkan anaknya ke sekolah dan memarkirkan sepeda motor di samping pagar tembok. Tak lama setelah itu, tiba-tiba tembok roboh lalu menimpa korban yang lainnya," kata Kompol Pribadi.

Melihat anaknya tertimpa tembok, Erlin pun segera berteriak dan meminta tolong. Warga jua segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Bukit Raya. Setelah itu, petugas Damkar Kecamatan Bukit Raya lalu mengevakuasi korban.

"Jadi total korban enam korban. Dua meninggal dan empat luka ringan. Korban yang luka dirawat di RS Safira Pekanbaru. Sedangkan dua korban meninggal dunia dibawa ke rumah duka," kata Pribadi.

Baca Juga: Saksi: Kondisi Tembok SD yang Roboh dan Tewaskan 2 Siswa Memang Sudah Miring...

4. Duka keluarga korban Yanitra Oktovizoly

Keluarga korban Yanitra Oktovizoly (17) siswi kelas 12 SMAN 14 Pekanbaru, tak bisa menyembunyikan kesedihan saat melihat jenazah Yanitra disemayamkan di rumah duka, di Jalan Ilham, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru.

Tangis pun pecah saat peti jenazah Yanitra dibawa ke pemakaman di dekat Tugu Pahlawan Kerja, Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, sekitar pukul 15.20 WIB.

Proses pemakaman jenazah diiringi isak tangis keluarga, guru dan puluhan siswa SMAN 14 Pekanbaru.

Usia pemakaman, Jon Kenedi, ayah Yanitra, mengaku pertama kali mendapat kabar anaknya terkena musibah dari guru sekolahnya.

"Saya pulang dari antar anak, datang gurunya (SDN 141) ke rumah. Saya bilang ada apa. Terus gurunya bilang ada musibah. Sampai di sekolah sudah, sudah (meninggal)," katanya.

Menurut Jon, korban setiap pagi memang berangkat ke sekolah bersama adiknya, Rasyad Agus Triono untuk diantar ke SDN 141.

"Mereka memang setiap pagi sama-sama berangkat sekolah. Nanti adiknya diturunkan di SD 141," kata Jon.

Saat itu, dia mengaku belum mengetahui seperti apa kondisi anaknya, Rasyad, yang juga menjadi korban tertimpa tembok roboh.

"Saya belum atau seperti apa anak saya. Ini baru ke rumah sakit setelah pemakaman kakak (Yanitra)," tutup Jon.

Baca Juga: Isak Tangis Iringi Pemakaman Siswa SMA yang Tewas akibat Tembok Roboh

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com