Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Henita Cari Anak Pasca-gempa di Petobo, Melacak dengan Cinta hingga Ucapan Ulang Tahun

Kompas.com - 15/11/2018, 21:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

“Pikiran saya, ah kalau terjadi tsunami, tidak mungkin sampai Petobo karena di ketinggian. Saya coba hubungi suami dan anak saya tapi semua tidak aktif. Tapi saya sempat berkomunikasi dengan Bunga, anak saya yang ketiga yang saat itu ada di sekolahnya. Saat itu, belum ada rasa cemas sama sekali. Akhirnya saya tahu kabar anak saya yang ketiga. Hanya suami dan tiga anakku yang belum berkabar,” katanya.

Baca Juga: Fakta di Balik Penemuan Bayi Laki-laki di Parit Pascatsunami

3. Petobo terkena likuefaksi, Henita putuskan untuk pulang

Henita kaget dan tidak percaya melihat kondisi Petobo dini hari itu melalui pesan yang disampaikan Julian.

Henita langsung memutuskan untuk membatalkan kegiatannya di Batam dan pulang ke Palu.

Akhirnya, dengan pikiran tak menentu, Henita kembali membeli tiket Batam-Jakarta, Sabtu (29/9/2018) pagi.

“Sampai di Jakarta, saya berpikir bagaimana cara bisa sampai ke Palu dengan segera. Saya buka informasi soal info Palu dan saya dapat soal penerbangan menggunakan pesawat Hercules dan akhirnya saya ke Halim,” ujarnya.

Menurut dia, belum ada penerbangan komersial yang dibuka untuk ke Palu pascagempa. Saat di Halim, dia pun akhirnya mendapat tumpangan karena kebetulan ada pesawat Hercules yang akan terbang ke Palu.

Baca Juga: Detik-detik Arif Selamat dari Hotel Roa Roa yang Ambruk, Suasana Gelap dan Suara Minta Tolong

4. Suara nurani Henita, Rachel dan Aldo masih hidup

Ilustrasi ibu dan anakShutterstock Ilustrasi ibu dan anak

Saat menuggu di pesawat Hercules, Henita berhasil mengontak suaminya, Akbar. Henita sedikit lega mengetahui suami dan dua anaknya, Bunga dan Gibril, selamat.

Namun, tak ada kabar tentang Rachel dan Aldo, membuat perasaan Henita gundah gulana. Pikirannya berkecamuk.

“Hati kecilku mengatakan, anak pertama dan keduaku ini masih hidup. Soalnya ada yang lihat dua anakku ini melarikan diri saat lumpur di Petobo datang,” kata perempuan yang akrab disapa Nita itu ketika ditemui di rumah kosnya di Jalan Zebra, Palu, Senin (12/11/2018).

Baca Juga: "Hati Kecilku Bilang, Anak-anakku Masih Hidup" (1)"

5. Sepercik harapan unuk mencari kepastian nasib Rachel dan Aldo

Anggota Tim SAR melakukan pencarian korban di lokasi terdampak gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10/2018). Operasi pencarian dan evakuasi jenazah korban gempa dan tsunami Palu yang terjadi pada 28 September 2018 terhitung Kamis (11/10) dihentikan.ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH Anggota Tim SAR melakukan pencarian korban di lokasi terdampak gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) di Kelurahan Petobo di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10/2018). Operasi pencarian dan evakuasi jenazah korban gempa dan tsunami Palu yang terjadi pada 28 September 2018 terhitung Kamis (11/10) dihentikan.

Henita sempat terhenyak ketika melihat kondisi Petobo pasca-bencana. Pikirannya pun tidak bisa memastikan nasib Rachel dan Aldo, namun hatinya berkata lain. Kedua anaknya masih selamat.

Setiap hari Nita mencari. Tak hanya di Palu, dia bahkan mencari anak-anaknya hingga ke Makassar. Namun nihil.

Henita mengaku sempat mendengar kabar dari sepasang suami istri yang menumpang Hercules mengaku melihat Rachel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com