Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk ke Kampung, Kawanan Harimau Sumatera Terkam 3 Ekor Kerbau Warga

Kompas.com - 15/11/2018, 16:46 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDA ACEH – Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Sapto Aji Prabowo membenarkan adanya laporan akan masuknya harimau sumatera ke kampung warga.

“Sejak Rabu malam, tim BKSDA Resort 5 di wilayah Aceh Tengah sudah melakukan monitor di desa tersebut, dan mereka juga melakukan patroli dan menenangkan warga,” jelas Sapto Aji, Kamis (15/11/2018).

Kamis pagi ini, sebut Sapto Aji, tim BKSDA Resort 5 dan seorang pawang Harimau juga melakukan patroli ke hutan sekitar Desa Kute Keramil, untuk memantau keberadaan Harimau tersebut.

“Mereka masih patroli di hutan, saya belum terima hasil patroli, karena mereka memang masih berada dihutan,” ujar Sapto Aji.

Baca juga: Warga Sebuah Pasar di Riau Ini Dihebohkan dengan Munculnya Harimau Sumatera

Warga Desa Kute Keramil, Kecamatan Linge Isaq, Kabupaten Aceh Tengah dikejutkan dengan dengan kehadiran kawanan harimau sumatera di desa mereka sejak, Rabu (14/11/2018).

Hal ini diketahui ketika warga menemukan tiga ekor kerbau dengan kondisi tubuh tercabik, di sore hari.

Berdasarkan kesaksian Sahrin warga Kute Keramil, dua ekor kerbau miliknya telah dimakan harimau pada Rabu dini hari.

“Satu induk dan satu lagi anaknya, induknya masih sempat disembelih, sedangkan anak kerbau habis dimakan,” kata Sahrin.

Sahrin memperkirakan, jumlah harimau tersebut sebanyak dua ekor terdiri dari satu induk dan dan satu lagi masih remaja.

“Ada juga warga melihat bekas tapak harimau mencapai tiga ekor,” kata Sahrin.

Warga berharap kepada pihak terkait untuk segera menangani hal ini secepatnya, karena konflik satwa sudah memakan banyak korban. 


Baca juga: Harimau Sumatera yang Masuk ke Pasar Sempat Makan Kambing

Disebutkan Sapto Aji, ini adalah kali kedua Harimau turun ke perkampungan warga, setelah tahun lalu di lokasi yang sama juga didatangi oleh Harimau.

Keberadaan hutan yang semakin sempit akkbat perambahan dan pembukaan lahan menjadi penyebab meningkatnya konflik satwa liar dan manusia di Aceh.

Kendati demikian upaya penangan konflik dengan meminimalisir konflik satwa liar dan manusia juga terus ditingkatkan, diantaranya dengan meningkatkan pemahaman konservasi kepada aparat penegak hukum.

“Misalnya kabar baiknya di tahun 2018 ini, ada 2 kasus perdagangan kulit harimau tengah dipersidangkan di Aceh dan kita harap pelaku dapat hukuman yang setimpal,” ujar Sapto Aji Prabowo. 

Baca juga: Hanya Tersisa 6 Jenis Harimau di Dunia, Salah Satunya di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com