Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TP4D Kejati Jateng Sebut Robohnya Tribun Utara Stadion Wergu Kudus karena Faktor Alam

Kompas.com - 14/11/2018, 20:21 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUDUS, KOMPAS.com - Tim Pengawal Pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah menyebut, robohnya atap tribun utara Stadion Wergu Kabupaten Kudus, Jateng, terjadi karena faktor alam.

"Kami sudah menggelar rapat evaluasi bersama Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kudus. Merujuk terbitnya pernyataan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), maka kami memutuskan bahwa kejadian robohnya atap tribun utara Stadion Wergu Kudus disebabkan karena faktor alam," kata Ketua Sub Tim E Kejati Jateng Dadang Djafar, di Kudus, Rabu (14/11/2018).

Dia mengungkapkan, kecepatan angin yang mengakibatkan kerusakan atap tribun Stadion Wergu Kudus mencapai 66 kilometer per jam.

Dengan kapasitas kecepatan angin seperti itu, sambung dia, bisa dikategorikan sebagai angin puting beliung. "Angin kencang atau bisa dikategorikan angin puting beliung," terang dia.

Baca juga: Ironi Pembalut Wanita di Kudus, Direbus untuk Mabuk hingga Pelaku Masih Remaja

Kini, atas kondisi tersebut, diputuskan untuk dilakukan adendum dengan batas waktu pelaksanaan pembangunannya diundur menjadi 20 Desember 2018.

Di dalam adendum tersebut, termasuk ada review desain berupa penambahan ventilasi dan pemasangan yang dimaksimalkan.

"Bisa jadi kalau ada ventilasi mungkin lain kejadiannya. Keterlibatan tim TP4D sejak perencanaan sampai hasil pelaksanaan. Kami memberikan masukan, pemantauan dan analisas hukum. Peristiwa ini menjadi bahan koreksi supaya berhati-hati dalam memaksimalkan pembangunan," kata dia.

Untuk kualitas bangunan, menurut dia, dari pihak pelaksana menyebut sudah sesuai dengan apa yang ditentukan. "Karenanya akan dibuktikan dengan hasil uji laboratorium supaya bisa dipertanggungjawabkan," terang dia.

Untuk diketahui, atap tribun utara Stadion Wergu Kudus rusak akibat diterjang angin kencang pada 6 November 2018.

Baca juga: Seorang Petani di Kudus Ditemukan Tewas Membusuk di Kebun Tebu

Akibat kejadian tersebut, akses jalan setempat sempat tertutup atap stadion yang juga menimpa tiga mobil dan satu unit kendaraan roda dua.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kudus, Joko Susilo mengatakan, pembangunan Stadion Wergu Kudus tersebut menghabiskan anggaran Rp 22 miliar dan masih akan ada tambahan anggaran untuk pembangunan selanjutnya.

Ketika pembangunan tribun utara dan selatan selesai dikerjakan, maka daya tampung penonton bisa meningkat menjadi 25.000 penonton dari sebelumnya hanya 15.000 penonton.

Untuk progres pembangunannya, saat ini diperkirakan mencapai 93,46 persen dan ditargetkan akhir Desember 2018 bisa tuntas.

"Dengan adanya peristiwa atap bangunan tribun stadion bagian utara yang rusak diterpa angin, maka target pembangunan akan molor hingga akhir Desember 2018," kata dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Kudus Hartopo mengatakan, kerusakan atap tribun utara Stadion Wergu Kudus akibat diterjang angin kencang masih dalam proses audit secara internal.

Baca juga: 14 November, Penggenangan Air Bendungan Logung Kudus Dimulai

Jika dalam perkembangannya ditemukan kesalahan prosedur pembangunan, maka kasus tersebut bisa dilanjutkan dengan meminta bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Jateng.

"Saya sudah cek lokasi, rangka besi yang digunakan untuk atap bangunan tribun stadion sepertinya kurang meyakinkan kekuatannya, apakah sudah sesuai standar. Sepintas, besi yang digunakan terlihat kurang. Kenapa atap bangunan tribun bisa rusak setelah diterpa angin menunjukkan kualitas atap bangunan perlu dipertanyakan. Jika kuat, tentunya tak akan terjadi," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com