Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta di Balik Poster "Raja Jokowi", Dugaan Kampanye Hitam hingga Tanggapan Bawaslu

Kompas.com - 14/11/2018, 19:51 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredarnya alat peraga kampanye (APK) bergambar Presiden Joko Widodo mengenakan kostum bak raja di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, membuat Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, angkat bicara.

Hasto menduga ada gerakan untuk 'melemahkan' suara Jokowi di 'Kandang Banteng', yaitu Jawa Tengah. 

Dalam APK itu, Jokowi digambarkan mengenakan mahkota di kepalanya dan memakai kostum layaknya raja di dalam kisah pewayangan.

Hasto menegaskan, APK tersebut jelas tidak dipasang oleh kader PDI-P. Alasannya, PDI-P tidak mengusung tema feodalistik di dalam perjuangannya.

Berikut ini sejumlah fakta di balik APK "Raja Jokowi".

1. Poster itu bukan dari PDI-P

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Rumah Cemara, Jakarta, Kamis (30/8/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Rumah Cemara, Jakarta, Kamis (30/8/2018).

"Kami bukan menampilkan sesuatu yang feodalistik di situ. Itulah yang kemudian kami pastikan. Maka kemarin kami berikan penjelasan resmi bahwa itu bukan dari PDI-Perjuangan," kata Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, Rabu (14/11/2018).

Hasto menambahkan, poster bergaya feodal seperti itu bukanlah gaya PDI-P.

Seperti diketahui, PDI-P menemukan banyak poster APK bergambar "Raja Jokowi" tersebar di wilayah Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.

"Justru dengan elektabilitas PDI-Perjuangan di Jawa Tengah yang mencapai 46 persen, ada pihak-pihak yang mencoba untuk mendiskreditkan Pak Jokowi dan PDI-Perjuangan," ujar Hasto, di Posko Cemara, Rabu (14/11/2018).

Baca Juga: Poster "Raja Jokowi" Dinilai untuk Melemahkan PDI-P di Kandang Banteng

2. Hasto tuding ada "black campaign"

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mendaftarkan caleg PDI-P ke KPU, Selasa (17/7/2018).KOMPAS.com/Ihsanuddin Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mendaftarkan caleg PDI-P ke KPU, Selasa (17/7/2018).

Dari pantauan PDI-P, poster dan spanduk "Raja Jokowi" itu telah tersebar di 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

"Atribut itu seolah mendukung kami, padahal bersifat black campaign," kata Hasto, dalam rilisnya kepada Kompas.com, Selasa (13/11/2018).

PDI-P pun menginstruksikan untuk mencopot poster atau spanduk tersebut dan seluruh material disimpan di masing-masing kantor DPC PDI-P.

Hasto meyakini, gerakan yang diduga dari luar PDI-P itu tidak akan berpengaruh pada elektabilitas PDI-P dan Jokowi di Jawa Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com