Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isak Tangis Iringi Pemakaman Siswa SMA yang Tewas akibat Tembok Roboh

Kompas.com - 14/11/2018, 18:51 WIB
Idon Tanjung,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Dua siswa tewas dalam peristiwa pagar tembok sekolah dasar negeri (SDN) 141 di Jalan Abidin, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, Riau, mengalami roboh.

Korban, Yanitra Oktovizoly (17) siswi kelas 12 SMAN 14 Pekanbaru, jenazahnya dibawa ke rumah duka di Jalan Ilham, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, sedangkan William Maleakhi (7) siswa kelas 1B SDN 141 Pekanbaru dibawa ke rumah duka di Jalan Pinang, Desa Pasir Putih, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Pantauan Kompas.com Rabu (14/11/2018), salah satu korban, Yanitra, dimakamkan di pemakaman didekat Tugu Pahlawan Kerja, Jalan Kaharuddin Nasution, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, sekitar pukul 15.20 WIB.

Proses pemakaman jenazah diiringi isak tangis keluarga, guru dan puluhan siswa SMAN 14 Pekanbaru.

Baca juga: Tembok SD yang Roboh dan Tewaskan 2 Siswa Akhirnya Dibongkar

Terlihat ibu korban, Erlina, tak kuasa menahan sedih kehilangan putrinya itu. Ia duduk lemas didekat pemakaman anaknya sambil menangis tersedu.

Beberapa orang anggota keluarganya mencoba menenangkan. Sementara ayahnya, Jon Kenedi, terlihat mencoba untuk tegar, meski sesekali menunduk dan mengusap wajahnya.

Puluhan teman sekolah korban meratapi kepergian temannya. Begitu juga dengan beberapa guru ikut menangis.

Usia pemakaman, ayah korban, Jon Kenedi, saat diwawancarai wartawan mengaku pertama kali mendapat kabar anaknya terkena musibah dari guru sekolahnya.

"Saya pulang dari antar anak, datang gurunya (SDN 141) ke rumah. Saya bilang ada apa. Terus gurunya bilang ada musibah. Sampai di sekolah sudah, sudah (meninggal)," ucap Jon.

Dia mengatakan, anaknya Yanitra berangkat ke sekolah sekitar pukul 07.00 WIB.

Baca juga: Saksi: Kondisi Tembok SD yang Roboh dan Tewaskan 2 Siswa Memang Sudah Miring...

Saat itu, korban sekaligus membawa adiknya Rasyad Agus Triono untuk diantar ke SDN 141. Mereka berangkat dari rumah menggunakan sepeda motor.

"Mereka memang setiap pagi sama-sama berangkat sekolah. Nanti adiknya diturunkan di SD 141," kata Jon.

Saat itu, dia mengaku belum mengetahui seperti apa kondisi anaknya, Rasyad, yang juga menjadi korban tertimpa tembok roboh.

"Saya belum atau seperti apa anak saya. Ini baru ke rumah sakit setelah pemakaman kakak (Yanitra)," tutup Jon.

Sementara itu, menurut salah satu teman sekelas korban, Reza (17) mengatakan, sehari-hari korban dikenal sedikit pendiam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com