Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghadiri Resepsi Pernikahan Tembakau di Lereng Sumbing...

Kompas.com - 14/11/2018, 10:46 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Tak ubahnya resepsi pernikahan sepasang manusia, resepsi pernikahan pasangan tanaman tembakau di Dusun Gopaan, Desa Genito, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, ini berlangsung sangat meriah.

Ratusan warga datang berbondong-bondong datang ikut bersuka cita. Aneka makanan, ragam kesenian, hiburan, melimpah di sejumlah sudut dusun di lereng gunung Sumbing ini, Selasa (13/11/2018).

Pernikahan tembakau merupakan tradisi setiap tahun yang diadakan warga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas anugerah ladang tembakau nan subur.

Tradisi diawali dengan ritual doa dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat di sumber mata air (sendang) Piwakan tidak jauh dari dusun. Sebelumnya, ratusan warga melakukan kirab tumpeng dan hasil bumi.

Baca juga: Menjaga Keaslian Candi Selogriyo Abad Ke-9 di Magelang

Sepasang tanaman tembakau dibawa oleh seorang pemimpin adat di depan kirab. Dua tanaman itu terdiri dari tembakau laki-laki bernama Kyai Pulung Seto (Keberuntungan Putih) dan tembakau tanaman wanita bernama Nyai Srintil.

Agus Suyitno, pemimpin adat setempat, menjelaskan tradisi ini biasanya digelar rutin oleh warga setiap hari Selasa Pahing, bulan Safar. Pernikahan tembakau menjadi simbol syukur atas panen tembakau yang selalu melimpah setiap tahun.

"Pernikahan tembakau sudah menjadi tradisi, ungkapan rasa syukur karena telah diberi anugrah ladang tembakau yang subur, menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar warga," jelas Agus, disela-sela kegiatan.

Tentu saja, dari prosesi ini ada harapan bahwa kenikmatan ini akan ada hingga seterusnya. Para petani maupun para pekerja tidak menemui kendala berarti, mulai dari musim tanam sampai panen tiba.

Baca juga: Wisata Edukasi dengan Ribuan Kincir Angin Warna-Warni di Magelang...

"Tahun ini dua tanaman tembakau tidak dicelupkan ke air sendang, harapannya supaya cuaca mendukung. Sehingga hasil/kualitas tembakau bagus, harga jual ikut bagus," tutur Agus.

Usai ritual, rangkaian resepsi dilanjutkan dengan pertunjukan ragam kesenian tari dan musik tradisional, seperti jathilan, dayakan, dolalak (Purworejo) dan sebagainya. Warga dari berbagai daerah datang untuk menikmati hiburan tersebut.

Transmantyo, Kepala Desa Genito, menambahkan Desa Genito terdiri dari 9 dusun, dihuni sekitar 3680 jiwa. Hampir setiap dusun memilik tradisi sendiri, seperti merti dusun, namun yang terbesar adalah tradisi pernikahan tembakau di dusun Gopaan ini.

"Tradisi ini menjadi hiburan/pesta rakyat, ramainya melebihi ramai lebaran. Saudara, warga, dari daera lain pasti datang untuk melihat tradisi ini," ungkap Transmantyo.

Baca juga: Euforia Ribuan Warga Magelang Sambut Kirab Si Kembar Bagas dan Bagus

Sebagian besar warganya memang hidup bergantung dari hasil perkebunan tembakau. Hasil produksi tahun 2018, mengalami peningkatan cukup baik. Harganya mencapai Rp 75.000 per kilogram.

"Tahun ini lebih baik dibanding tahun 2017, yang anjlok akibat curah hujan tinggi," ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com