Akhirnya, dengan pikiran tak menentu, Henita kembali membeli tiket Batam-Jakarta, Sabtu (29/9/2018) pagi.
“Sampai di Jakarta, saya berpikir bagaimana cara bisa sampai ke Palu dengan segera. Saya buka informasi soal info Palu dan saya dapat soal penerbangan menggunakan pesawat Hercules dan akhirnya saya ke Halim,” ujarnya.
Menurut dia, belum ada penerbangan komersial yang dibuka untuk ke Palu pascagempa. Saat di Halim, dia pun akhirnya mendapat tumpangan karena kebetulan ada pesawat Hercules yang akan terbang ke Palu.
Saat menunggu penerbangan ke Palu, sekitar Minggu (30/9/2018) pukul 03.00 WIB, Henita akhirnya bisa melakukan panggilan video call dengan suaminya lewat ponsel temannya.
Akbar, lanjut dia, mengabarkan bahwa hanya dirinya dan anak bungsunya Gibril (9) yang selamat. Bunga juga selamat, tetapi Rachel dan Aldo belum diketahui kabarnya.
“Saat kejadian, suami saya sedang jemput Gibril di Masjid, yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah kami. dia mengira kalau ini kiamat. Karena rumah dua tingkat itu dia lihat terangkat. Suamiku sempat lihat gundukan tanah bergerak dan meluncur ke bawah. Suami saya langsung balik arah, karena tidak mungkin kembali ke rumah lagi,” tuturnya.
BERSAMBUNG: Baca juga: Aku Tak Tahu Rencana Allah, Hanya Berdoa agar Tahu di Mana Anak-anak Sekarang... (3)