Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hati Kecilku Bilang, Anak-anakku Masih Hidup" (1)

Kompas.com - 13/11/2018, 11:08 WIB
Erna Dwi Lidiawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PALU, KOMPAS.com — Gempa bermagnitudo 7,4, gelombang tsunami, dan likuefaksi yang melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 masih menyisakan duka mendalam bagi mereka yang kehilangan anak, pasangan, orangtua, dan sanak saudara.

Lebih dari 2.000 orang dilaporkan tewas dan ratusan orang masih belum ditemukan dalam bencana yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala itu.

Sudah lebih dari sebulan sejak likuefaksi terjadi di wilayah Kelurahan Petobo di Kota Palu, Jono Oge dan Sibalaya di Kabupaten Sigi. Namun, Henita Pangkey (40) masih juga belum bertemu dengan kedua buah hatinya, Rachel Arnee Putri (21) dan Aldo Ramadhan (18).

Baca juga: Petaka di Petobo, Aspal seperti Gelombang dan Lumpur Keluar dari Perut Bumi, seperti Mau Kiamat

Rachel dan Aldo masing-masing merupakan anak sulung dan kedua dari Nita bersama Muhammad Akbar Safar (43), fotografer di Palu. Mereka dikaruniai empat anak, dua anak terakhir, Mariska Bunga Aulia (14) dan Gibril Almubarak (9), kini bersama mereka.

 

“Hati kecilku mengatakan, anak pertama dan keduaku ini masih hidup. Soalnya ada yang lihat dua anakku ini melarikan diri saat lumpur di Petobo datang,” kata perempuan yang akrab disapa Nita itu ketika ditemui di rumah kosnya di Jalan Zebra, Palu, Senin (12/11/2018).

Setiap hari Nita mencari. Tak hanya di Palu, dia bahkan mencari anak-anaknya hingga ke Makassar. Namun, nihil.

Kabar selanjutnya, dia mendengar bahwa anaknya mengungsi ke Jakarta dengan menumpang pesawat Hercules. Pasangan suami istri yang menumpang Hercules mengaku melihat Rachel.

Baca juga: Fakta Hilangnya Perumahan di Petobo dan Balaroa, Ribuan Orang Diduga Masih Tertimbun

Mereka bercerita, ketika turun di Halim Perdanakusuma, termasuk Rachel, para pengungsi dijemput bus dan diantar ke pintu keluar. Setelah turun dari bus, pasangan suami istri ini, lanjut Nita, bercerita bahwa Rachel sudah dijemput dengan mobil Avanza berwarna silver.

“Pasangan suami istri itu tidak sempat lihat pelat nomor mobilnya. Tapi mereka sempat lihat orang di dalam walau mobilnya agak gelap. Katanya anak saya itu dijemput laki-laki berpostur tinggi dan anak saya duduk di depan. Katanya seperti sudah akrab,” ujarnya.

Nita hanya tahu nama lelaki pasangan suami istri itu bernama Donny. Mereka juga menjelaskan ciri-ciri Rachel yang tidak mungkin saya lupa. Matanya mengenakan softlens.

Atas penjelasan itulah, Nita semakin yakin bahwa Rachel, buah hatinya, masih hidup. Namun, dia sama sekali belum mendengar kabar tentang Aldo.  

Baca juga: BMKG Pastikan Tsunami 1,5 Meter hingga 2 Meter Melanda Palu dan Donggala

Dalam proses pencarian, Nita terus memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar ditunjukkan keberadaan anak-anaknya. Dia bahkan pernah beberapa kali bermimpi tentang kedua anaknya.

Pada mimpi pertama, dia dan pacar Rachel bernama Julian bertemu Rachel.

“Di dalam mimpi itu Rachel hanya tersenyum, tetapi dia lupa saya. Saya bingung, dia macam tidak kenal, kemudian dia lari. Mimpi berikutnya, saya ketemu lagi dengan Rachel, tapi dengan seorang perempuan paruh baya. Ibu itu bilang, Rachel mau pulang. Begitu juga malam selanjutnya, saya mimpi adiknya, Aldo, dan peluk saya,” tuturnya lirih.

Dia pun terbangun dan kemudian berwudhu sambil menunggu azan subuh. Dalam doanya, dia selalu berharap kedua buah hatinya kembali ke pangkuannya.

 

BERSAMBUNG: Baca juga: “Ibu Tak Tahu Rachel di Mana, Selamat Ulang Tahun, Nak... (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com