Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Kejayaan Bioskop Irama di Madura

Kompas.com - 13/11/2018, 10:45 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Salah satu topik yang diperbincangkan di media sosial adalah peluncuran dua film nasional dalam waktu bersamaan. Yakni film karya putri Amien Rais dan film tentang Basuki Tjahaja Purnama. Publik juga membahas surat instruksi Partai Amanat Nasional bagi kadernya untuk menggelar nonton bersama film karya putri Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais. Dalam surat yang tertanggal 2 November ini, terdapat 4 poin instruksi yakni meminta sejumlah nama memfasilitasi nonton bareng bersama konstituen di daerah pemilihannya pada 8 November. Dengan cara membloking 1 hingga 2 studio di jaringan bioskop di masing-masing kota kadernya. Surat instruksi ini ditandatagani Sekjen PAN Eddy Suparno dan Wakil Ketua Umum Viva Yoga Mauladi. Surat instruksi nobar film Hanum Rais dibenarkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di Riau. Partai Amanat Nasional beralasan surat instruksi dibuat untuk menggaungkan film nasional yang memiliki cerita menarik tentang sebuah keluarga.

Basri Santoso, pria yang kini jadi satpam di salah satu perusahaan swasta ikut mengenang kejayaan gedung bioskop Irama.

Basri lebih senang nonton film Rhoma Irama dan film-film India. Film-film itu menurut Basri, sangat romantis. Bahkan sampai sekarang, film yang diperankan Rhoma Irama, masih terbilang film yang sangat romantis.

"Syair-syair Rhoma Irama dalam beberapa filmnya, susah bikin perasaan move on. Film Gitar Tua Rhoma dan Yati Octavia, bikin perasaan muda lagi," ungkap Basri.

Gedung bioskop Irama bagi Johar dan Basri, menjadi simbol kejayaan dunia bisokop di Madura. Mereka berdua banyak mengenal sahabat dari luar Pamekasan. Terutama, dari Sumenep dan Sampang.

Banyak teman mereka bertemu jodohnya berawal dari gedung bioskop. Ada yang menjalin kasih meskipun tidak sampai ke kursi pelaminan.

Pemutaran film di bioskop Irama mulai berkurang sejak tahun 2000-an. Hal itu bersamaan dengan merambahnya kaset dan VCD di masyarakat. Tempat penyewaan kaset dan VCD terus menjamur.

Maraknya persaingan penyewaan kaset dan VCD itu, semakin memudahkan masyarakat menonton film-film terbaru. Bahkan banyak film yang sudah selesai ditonton, baru mau diputar di bioskop.

"Saya lihat yang masih banyak datang ke bioskop berasal dari desa yang belum tahu banyak tentang VCD," ungkap Johar Maknun.

Tahun 2002, pemilik gedung bioskop sudah berhenti total memutar film. Gedung tersebut sudah berubah menjadi tempat pertunjukan dan pagelaran even musik.

Tahun 2005, gedung itu ditutup total untuk segala aktivitas. Pemilik gedung sudah pindah ke Jakarta. Sampai saat ini, gedung tersebut tidak terawat.

"Andaikan dibuka lagi dan direhab, dengan konsep yang baru dan film yang ditayangkan film-film premiere, saya yakin akan banyak yang nonton. Apalagi saat ini dunia perfilman di Indonesia semakin maju," kata Esa Arif, penikmat film-film premiere.

Di samping itu, adanya bioskop di Pamekasan, akan memberikan alternatif hiburan bagi masyarakat, sekaligus menambah pendapatan bagi pemerintah dari sektor pajak hiburan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com