Proyek Pra-Konferensi
Ketua Komunitas Mata Air Ngadiprono, Imam Abdul Rofiq, menambahkan sebelum konferensi ada proyek-proyek pengembangan desa yang akan menjadi ajang pembelajaran para peserta. Setidaknya ada 3 proyek tersebut, yakni Tambujatra (Taman Bambu Jalan Trasah), homestay dan sendratari.
Tambujatra, jelas Imam, sebuah nama yang merepresentasikan kegiatan yang memadukan keindahan kebun bambu dan jalan trasah batu. Keindahan desain lansekap area kebun bambu Pasar Papringan telah menjadi magnet di luar gelaran pasar.
"Tambujatra diharapkan dapat menjadi ruang publik baru melalui penggarapan desain lansekap yang baik secara kolaboratif," jelasnya.
Baca juga: Mengintip Desa Wisata Bongo, dari Masjid Berkubah Emas hingga Fosil Kayu Berusia Jutaan Tahun
Kemudian homestay, lanjut Imam, merupakan sarana penginapan untuk peserta konferensi dengan pemanfaatan rumah warga. Lebih dari itu, pengembangan homestay menjadi salah satu cara meningkatan kualitas hunian dan lingkungan masyarakat setempat.
"Kami tidak merubah rumah warga, hanya memanfaatkan ruang/kamar kosong yang tak terpakai. Renovasi pun menggunakan material lokal, seperti batu, kayu, bambu dan bahan alam lainnya," jelas Imam.
Proyek terakhir adalah sendratari dari Dusun Ngadidono, dusun tetangga yang berbatasan langsung dengan Dusun Ngadiprono. Dusun ini membuktikan adanya potensi kesenian yang baik.
"Kami menggagas pertunjukan berbasis kesenian lokal berkualitas internasional, ada 100an penari yang terlibat dan diharapkan menjadi magnet untuk menarik pengunjung," ujar Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.