Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Ribuan Warga Sulsel yang Telah Meninggal Masuk DPT

Kompas.com - 12/11/2018, 19:24 WIB
Hendra Cipto,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Komisioner Divisi Pengawas Partisipatif Bawaslu, Syaiful Jihad mengungkapkan, ada ribuan warga Sulawesi Selatan yang telah lama meninggal masuk ke daftar pemilih tetap (DPT).

Hal tersebut diungkapkan Syaiful usai menghadiri diskusi publik “Seberapa Bersih Daftar Pemilih Pemilu 2019 di Sulawesi Selatan” yang digelar di Cafe Red Corner, Jalan Yusuf DG Ngawing, Senin (12/11/2018) sore.

Terkait masalah itu, menurut Syaiful, pihaknya akan memutakhirkan dan membersihkan DPT di Sulsel. Sebab, masalah DPT tersebut bisa menjadi pintu masuk gugatan hak pemilih pada pilpres dan pileg mendatang.

“Kita upayakan data-data semakin bersih. Mereka yang sudah meninggal jangan lagi masuk DPT. Ada ribuan warga Sulsel yang telah meninggal masuk lagi DPT. Itu semua harus dibersihkan, supaya jangan ada lagi yang semestinya tidak masuk, terdaftar lagi di DPT,” katanya.

Baca juga: KPU Surakarta Tetapkan 421.301 DPT Pemilu 2019 di Solo

Sementara itu, Komisionel KPU Sulsel, Uslimin membantah data ribuan warga Sulsel yang telah meninggal masuk DPT. Dia mengatakan, data ribuan warga Sulsel yang sudah meninggal ada pada data DP4 yang disetorkan oleh Disdukcapil Sulsel.

"Data ribuan warga yang telah meninggal itu bukan masuk dalam DPT. Data itu dari DP4 yang diserahkan Disdukcapil. Jadi bukan dalam DPT orang yang sudah meninggal itu. Kita akan bersihkan data untuk dimasukkan dalam DPT dengan melakukan verifikasi, sinkronisasi, dan coklik terbatas yang dilakukan teman-teman KPU kabupaten/kota bersama petugas PPS-nya,” bantahnya.

Baca juga: Lewat Car Free Day, KPU Jombang Ajak Masyarakat Teliti DPT

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com