JOMBANG, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur menyatakan, pasca reformasi, tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilihan Umum (Pemilu) mengalami penurunan, sejak digelar pada tahun 1999.
Jika pada Pemilu tahun 1999 jumlah partisipasi pemilih mencapai 90 persen, tingkat partisipasinya menurun pada gelaran Pemilu berikutnya.
Hal itu sebagaimana diungkapkan anggota KPU Jawa Timur, Gogot Cahyo Baskoro, dalam Seminar Nasional di Pesantren Tebuireng Jombang, Minggu (11/11/2018).
"Mulai kita melaksanakan Pemilu di era reformasi (tahun 1999), ada kecenderungan bahwa tingkat partisipasi masyarakat itu justru bukan semakin tinggi. Tapi sebaliknya, semakin rendah," katanya.
Disebutkan, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu tahun 1999 menjadi pencapaian yang tertinggi. Pada Pemilu 2004, 2009 dan 2014, partisipasi pemilih rata-rata kurang dari 80 persen.
Dikutip dari berbagai sumber, partisipasi pemilih dalam Pemilu 1999 mencapai 97,7 persen. Lalu, pada Pemilu 2004 tingkat partisipasi sebanyak 84.06 persen.
Pada tahun 2004, dilaksanakan Pilpres dengan tingkat partisipasi sebanyak 79.76 persen untuk putaran pertama. Sedangkan pada putara kedua, tingkat partisipasi pemilih sebanyak 77.44 persen.
Pemilu tahun 2009, tingkat partisipasi pemilih tercatat 70.99 persen. Lalu, saat Pilpres 2009, tingkat partisipasi sebanyak 72.09 persen.
Pelaksanaan Pemilu 2014, tingkat partisipasi pemilih mencapai 75.11 persen. Namun, partisipasinya mengalami penurunan pada Pilpres pada tahun yang sama dengan tingkat partisipasi sebanyak 70 persen.
"Pemilu 1999 tingkat Parmas (partisipasi masyarakat) kita, hampir 90 persen. Tapi yang terjadi sekarang ini hanya di kisaran 75 persen," beber Gogot.
Pernyataan Gogot, merupakan respon atas pertanyaan dari salah satu peserta Seminar di Pesantren Tebuireng tentang alasan pelaksanaan Pileg dan Pilpres secara bersamaan pada 17 April 2019 mendatang.
Anggota KPU Jatim, bidang Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat itu menjelaskan, Pilpres dan Pileg tahun 2019 dilaksanakan secara bersamaan guna memperkuat sistem presidensial di Indonesia.
Selain itu, jelasnya, pelaksanaan Pilpres dan Pileg tahun 2019 secara bersamaan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.