Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Kemarahan Sopir Truk di Buton Tengah, Jeriken Warga Menumpuk hingga Kedatangan Wartawan

Kompas.com - 10/11/2018, 21:02 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mungkin yang dirasakan oleh seorang sopir truk di Buton Tengah, juga pernah dirasakan banyak orang.

Sopir yang belum diketahui namanya tersebut tampak marah kepada puluhan warga yang sedang mengantri di SPBU dengan membawa jeriken.

Pada saat yang sama, petugas SPBU dengan cuek melayani warga tanpa mempedulikan antrean panjang kendaraan sudah terjadi selama berjam-jam.

Berikut ini fakta yang terungkap dari peristiwa tersebut.

1. Antrean sepanjang 3 kilometer selama berjam-jam

Ilustrasi SPBU.KOMPAS.com/Nursita Sari Ilustrasi SPBU.

Antrean kendaraan tampak mengular menuju SPBU di Desa Lombe, Kecamatan Gu, Buton Tengah pada hari Jumat (9/11/2018).

Para sopir kendaraan pun tampak sudah mulai jengah. Sebagian sopir masih bisa mengendalikan diri, namun tidak dengan salah satu sopir truk yang belum diketahui namanya.

Sopir tersebut turun dan langsung mendatangi puluhan warga yang ternyata sedang mengantre jeriken di depan petugas SPBU tersebut.

Sang sopir pun mengamuk dan mencaci maki petugas SPBU yang tetap melayani jeriken warga dan tidak mempedulikan antrian kendaraan.

Jeriken-jeriken jangan dulu, jangan dulu (diisi),” teriak sopir truk tersebut.

Baca Juga: Sopir Truk Mengamuk karena Emosi Melihat Petugas SPBU Melayani Puluhan Jeriken

2. Warga melawan sopir truk yang mengamuk

IlustrasiKOMPAS/DIDIE SW Ilustrasi

Melihat ada sopir yang marah karena petugas SPBU sedang mengisi jeriken mereka, para warga justru menumpuk puluhan jeriken di dekat tangki pengisian SPBU.

Melihat itu, beberapa pemilik kendaraan yang mengantre turun dan mengajak sang sopir menjauh dari kerumunan warga.

“Sudah berjam-jam mengantre solar. Langka solar ini, yang diisi cuman 5.000 liter. Ada juga jeriken yang diisi,” kata seorang sopir truk, Laidu, Jumat (9/11/2018).

Baca Juga: Alasan Beli Premium Tidak Boleh Pakai Jeriken

3. Warga bubar setelah melihat ada wartawan

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com