Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Abdussalam, Sarjana Fisika yang Sukses Membangun Desanya Jadi Desa Digital

Kompas.com - 10/11/2018, 10:46 WIB
Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Sosok kepala desa

Abdussalam menggagas desa pintar (smart village) sejak dirinya dilantik sebagai kepala desa pada tahun 2015 lalu. Sarjana fisika lulusan Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Jawa Timur ini, langsung menyusung rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes).

Ia juga menetapkan visi dan misi desa, sesuai dengan janji-janjinya kepada masyarakat saat mencalonkan diri. Dalam membangun desa, ia memiliki jargon yang disebut Dasa Warsa (Desa Bersatu Waru Barat Sejahtera dan Amanah).

“Desa kami berada di pelosok wilayah pantai utara Pamekasan. Dalam pembangunan daerah, kami selalu tertinggal jika dibandingkan dengan desa di selatan Pamekasan. Makanya saya langsung menggagas desa pintar dengan basis layanan internet, karena mayoritas masyarakat saat ini sudah menggunakan internet,” ujar Abdus, panggilan akrabnya, kepada Kompas.com.

Untuk memulainya gagasannya, Abdus menggandeng konsultan informasi tekhnologi (IT) dari Universitas Madura (Unira) Pamekasan.

Baca juga: Operator Internet Desa Broadband Mengeluh 8 Bulan Tak Diberi Honor

 

Tahun 2016, internet belum maksimal masuk ke desanya. Namun ia mulai membuat data base desa. Mulai dari data kependudukan, layanan administrasi yang sistematis dan peta lokasi desa serta potensi desa.

“Tahun 2017 pelayanan kami sudah berbasis data meskipun masih offline karena internet belum maksimal. Di 2018 ini, pelayanan semuanya sudah online dan berbasis android. Masyarakat tidak repot menunggu karena cukup semenit semuanya terselesaikan,” ungkapnya.

Bagi warga yang ingin mengetahui seluruh aktivitas desa, cukup bergabung dengan laman facebook desa Waru Barat yang dinamai Dasa Warsa Corporation.

Di laman itu, warga bisa menyampaikan informasi, menyumbangkan ide, mengkritik secara konstruktif dan bisa berbagi aktivitas dengan mengunggah kegiatan warga desa.

“Laporan kegiatan desa secara real time cukup di facebook dan media sosial lainnya. Media lainnya seperti majalah tahunan, televisi, koran dan media online, sifatnya berkala karena butuh anggaran besar,” kilahnya.

Baca juga: Seorang Warga Ciptakan Aplikasi Lengkap tentang Labuan Bajo

Untuk memaksimalkan internet di desanya, lulusan magister manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapan Surabaya ini, tidak lagi hanya mengandalkan provider yang ada.

Tahun depan, ia akan memasang provider sendiri yang bisa menjangkau enam kecamatan di wilayah Pantura Pamekasan dan kecamatan perbatasan Kabupaten Sumenep dan Sampang. Provider milik swasta itu, akan dikelola secara mandiri melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Provider ini akan lebih murah dan lebih bagus dengan tarif internet yang ada saat ini. Tahun 2019 nanti sudah akan dipasang dan investornya sudah ada. Nanti BUMDes yang akan mengelolanya,” ungkap Abdus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com