KOMPAS.com - Fakta baru pencarian korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 terus dilakukan.
Penyelidikan KNKT untuk mengungkap penyebab kecelakaan pun terus dilakukan. Sementara itu, tim SAR gabungan masih fokus mencari korban di lokasi sekitar titik jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Berikut fakta baru tragedi Lion Air JT 610.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) mengungkapkan, analisis terhadap flight data recorder (FDR) menunjukkan terdapat kerusakan penunjuk kecepatan (air speed indicator) pada empat penerbangan terakhir Lion Air JT-610.
Menurut hasil investigasi KNKT, pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, tercatat adanya perbedaan angle of attack (AOA) atau indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara.
KNKT mencatat, ada perbedaan sensor AOA pada pilot dan kopilot. Akibatnya, penunjuk kecepatan di pesawat menjadi tidak akurat.
"Pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta muncul perbedaan penunjukan AOA, yang mana AOA sebelah kiri berbeda atau lebih 20 derajat dibanding sebelah kanan," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di gedung KNKT, Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Baca Juga: KNKT: Sensor AOA Lion Air JT 610 Rusak
Pada hari ke-11 atau hari Kamis (8/11/2018), personel dari Badan SAR Nasional ( Basarnas) menemukan beberapa bagian tubuh yang ditemukan dari perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Sementara, jumlah korban yang diidentifikasi oleh RS Polri juga semakin banyak. Detailnya, total 195 kantong jenazah yang sudah diserahkan ke RS Polri sejak hari pertama pencarian, Senin (29/10/2018).
"Kemarin 187 (kantong jenazah), sehingga pada sore ini pukul 19.00 WIB kami menyerahkan 8 kantong ke pihak DVI. Kemudian totalnya berjumlah 195 kantong, itu yang kami dapat," kata Kepala Bagian Humas Basarnas Suhri Sinaga di Dermaga JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca Juga: Pencarian Hari Ke-11 Lion Air: 195 Kantong Jenazah, 71 Teridentifikasi
Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur kembali mengidentifikasi 20 korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 registrasi PK-LQP, Kamis (8/11/2018).
"Kami akan menyampaikan hasil sidang rekonsiliasi 8 November 2018. Ada 20 penumpang," ujar Kepala Rumah Sakit Polri Brigjen Pol Musyafak, di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis.