Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mamasa Terus Diguncang Gempa, 8.000 Warga Mengungsi ke Daerah Lain

Kompas.com - 09/11/2018, 10:31 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAMASA, KOMPAS.com — Gelombang pengungsian warga di Mamasa, Sulawesi Barat, ke kecamatan lain dan daerah sekitar seperti Polewali Mandar dan Toraja terus bertambah.

Pemda Mamasa mencatat, hingga Kamis (8/11/2018) kemarin jumlah pengungsi ke empat titik lokasi kecamatan di Mamasa mencapai 12.000 lebih.

Sementara 8.000 lebih warga mengungsi ke luar Mamasa. Umumnya warga memilih mengungsi karena takut dan panik.

Sementara warga lainnya memboyong keluarga dan anak-anak mereka meninggalkan Mamasa diduga karena terpapar beragam isu hoaks soal gempa yang menyeramkan.

Ribuan pengungsi di Kecamatan Sumarorong dan Mamasa Ini, misalnya, hingga kini masih bertahan di tempat pengungsian bersama keluarga dan anak-anak mereka lantaran gempa-gempa susulan masih terus terjadi.

Sejak Sabtu (3/11/2018) hingga Jumat (9/11/2018) hari ini, gempa susulan 3,0 hingga 5,4 magnitudo masih terus terjadi.

Baca juga: Gempa Kembali Guncang Mamasa, Warga Palopo Panik di Tengah Banjir

Jumat dini hari tadi, sekitar pukul 02.30 Wita gempa 4,7 magnitudo kembali membuat kaget warga yang tengah tertidur lelap.

Untuk menangani ribuan pengungsi yang terus bertambah hingga Kamis kemarin, pihak pemerintah daerah telah melakukan rapat kordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk membicarakan penanganan pengungsi di berbagai titik.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamasa mencatat, jumlah lokasi pengungsian terbesar terjadi di empat lokasi, yakni Kecamatan Cumarorong, Messawa, Mamasa, dan Kecamatan Tandukkalua. Umumnya, warga dan anak-anak mengungsi dengan perbekalan seadanya.

Bupati Mamasa Ramlan Badawi Usai memimpin rapat koordinasi menjelaskan, saat ini pengungsi sudah mencapai 16.000 orang yang keluar dari Kota Mamasa. Mereka mengungsi ke berbagai kecamatan terdekat, yakni Kecamatan balla, Tandukkkalua, Sumarorong, dan Kecamatan Messawa.

Selain itu, 8.000 lebih orang eksodus atau keluar dari Kabupaten mamasa ke berbagai daerah sekitar seperti Toraja dan Polewali Mandar.

“Pemerintah tetap mengimbau warga agar tetap waspada dan tidak pernah meminta warga mengungsi. Tapi itulah yang terjadi, mereka mengungsi karena panik dan ketakutan gempa-gempa susulan,” ujar Ramlan Badawi.

Baca juga: Gempa Mamasa, Pasien RS Mamuju Panik sampai Digendong Keluar Gedung

Menurut Ramlan, ribuan warga Mamasa mengungsi sejak gempa pertama awal pekan lalu. Mereka trauma dan panik akibat gempa yang terus mengguncang wilayah Kondosapata, Mamasa.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Makassar, kekuatan gempa Mamasa tidak sama dengan Palu. Sebab, kekuatan gempa di Mamasa sudah terbagi-bagi. Guncangannya diprediksi tidak akan menimbulkan kekuatan sebesar di Palu. Namun, warga tetap diimbau waspada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com