Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2018, 05:15 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Para tenaga honorer di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali menyuarakan asprasi dan keluh kesah mereka.

Kali ini, tenaga honorer yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) Kabupaten Jombang, menyampaikan uneg-uneg mereka dihadapan Kapolres Jombang dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan (BKDPP).

Pada Rabu (7/11/2018), Kapolres Jombang AKBP Fadli Widiyanto, menggelar acara 'ngopi bareng' bersama para pejabat Pemerintah Kabupaten Jombang dan perwakilan honorer Kategori 2 Jombang.

Pertemuan di ruang loby Mapolres Jombang tersebut, dihadiri belasan honorer K2 Jombang, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Muntholib, serta para pejabat dari sejumlah instansi di lingkungan Pemkab Jombang.

Baca juga: Ini Skema Penyelesaian Masalah Tenaga Honorer yang Disiapkan Pemerintah

Ipung Kurniawan, Koordinator honorer Kategori 2 (K2) Jombang, dalam acara 'ngopi bareng' tersebut kembali menyuarakan aspirasi para honorer, khususnya tenaga honorer K2.

Honorer K2 merupakan sebutan bagi tenaga honorer yang menerima SK tugas di masing-masing instansi sebelum tahun 2005.

Kejelasan nasib honorer untuk diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), kegagalan ikut seleksi CPNS 2018 karena faktor usia, hingga kesejahteraan dan jaminan kesehatan bagi honorer, mengemuka dalam pertemuan tersebut.

Dipaparkan Ipung, di Kabupaten Jombang terdapat 875 tenaga honorer K2. Ratusan tenaga honorer itu didominasi guru dan selebihnya sebagai tenaga kesehatan dan tenaga perbantuan di beberapa instansi Pemkab Jombang.

Baca juga: Kisah Guru Honorer yang menguliahkan 5 Anak Hingga ke Jepang

Menurut guru SMA di wilayah Kecamatan Plandaan ini, pengabdian belasan tahun dari ratusan tenaga honorer, semestinya mendapatkan perhatian yang layak dari pemerintah.

Namun, sesal Ipung, dalam rekrutmen CPNS yang dilakukan Pemkab Jombang tahun 2018, keberadaan tenaga honorer malah diabaikan.

"Padahal teman-teman honorer itu riil mengabdi selama bertahun-tahun," ujarnya.

Kesejahteraan dan jaminan kesehatan tenaga honorer, beber Ipung, kondisinya juga memprihatinkan. Dari ratusan honorer, banyak yang menerima gaji antara Rp. 300 ribu - Rp. 500 ribu perbulan.

"Belum lagi soal jaminan kesehatan. Teman-teman honorer banyak yang tidak memiliki jaminan," ungkapnya.

Pertemuan tenaga honorer K2 dengan Pemkab Jombang dalam acara ngopi bareng di Mapolres Jombang, Rabu (7/11/2018).KOMPAS.com/Moh. Syafii Pertemuan tenaga honorer K2 dengan Pemkab Jombang dalam acara ngopi bareng di Mapolres Jombang, Rabu (7/11/2018).
Terkait kesejahteraan dan jaminan kesehatan bagi honorer, Pemkab Jombang telah mengeluarkan Peraturan Bupati Jombang Nomor 100 Tahun 2016.

Peraturan Bupati Jombang itu dikeluarkan pada era Nyono Suharli Wihandoko untuk mengatur tentang mekanisme dan besaran gaji minimal bagi tenaga honorer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com