Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kematian Pemandu Puncak Carstensz, Tertimpa Longsor hingga Kendala Cuaca saat Evakuasi

Kompas.com - 05/11/2018, 19:35 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kematian seorang pemandu pendakian bernama Andika Pratama di Puncak Carstenz terus diselidiki pihak kepolisian.

Sejumlah keterangan dari rekan korban terus digali oleh polisi. Dugaan penyebab kematian Andika karena tertimpa batu saat mendaki puncak.

Polisi menjelaskan, lokasi tempat Andika tertimpa batu memang dikenal rawan longsoran.

Berikut fakta lengkap di balik kematian Andika Pratama di Puncak Carstensz.

1. Kronologi kecelakaan yang menimpa Andika

Puncak Carstensz Pegunungan Jayawijaya yang selalu bersaljuKOMPAS/MUHAMMAD SUDARTO Puncak Carstensz Pegunungan Jayawijaya yang selalu bersalju

Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, Andika merupakan pemandu pendakian ke Puncak Carstenz.

Berdasarkan keterangan rekan korban, Yosua Noya, insiden ini terjadi pada Sabtu (3/11/2018) antara pukul 10.30 WIT hingga 11.30 WIT, di titik pertama pemasangan tali. Kecelakaan terjadi saat latihan atau aklimatisasi.

Saat kejadian, posisi korban sedang turun, dan Yosua sedang dalam perjalanan naik.

Yosua langsung mendatangi lokasi kejadian saat mendengar teriakan minta tolong dari Arlend yang merupakan satu tim dengan korban.

Yosua, Arlend, dan pendaki asing bernama Scoot Haluk kemudian membawa korban yang sudah tidak sadarkan diri ke lembah kuning atau Base Camp Yellow Valley.

"Dalam setiap pendakian biasanya para pendaki melakukan aklimatisasi, dan memang lokasi tersebut dikenal sebagai daerah rawan runtuhan/longsoran," kata Kamal, Minggu (4/11/2018).

Baca Juga: Pentingkah Pemandu Pendakian Saat Mendaki Gunung Carstensz di Papua?

2. Longsoran batu menimpa wajah korban

Tim Bravo Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri bersiap menyusuri jalur es puncak Nggapulu atau puncak Soekarno di ketinggian sekitar 4.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), kawasan Pegunungan Jayawijaya, Papua, Senin (19/4/2010). Pendakian ke daerah puncak Nggapulu ini sebagai ajang pengenalan medan dan aklimatisasi bagi tim sebelum menuju puncak Carstensz Pyramid atau Ndugu-Ndugu yang berada di ketinggian 4.884 mdpl. KOMPAS/HARRY SUSILO Tim Bravo Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia dari Wanadri bersiap menyusuri jalur es puncak Nggapulu atau puncak Soekarno di ketinggian sekitar 4.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), kawasan Pegunungan Jayawijaya, Papua, Senin (19/4/2010). Pendakian ke daerah puncak Nggapulu ini sebagai ajang pengenalan medan dan aklimatisasi bagi tim sebelum menuju puncak Carstensz Pyramid atau Ndugu-Ndugu yang berada di ketinggian 4.884 mdpl.

Dari keterangan Arlend, polisi menjelaskan, korban tertimpa batu di mukanya saat sedang aklimatisasi.

"Pada saat Yosua bertanya kepada Arlen tentang kejadian tersebut, Arlen menyatakan bahwa dia dan korban pada saat itu sedang aklimatisasi. Namun tiba-tiba ada batu yang jatuh dari atas dan langsung mengenai muka korban," kata Kamal.

Setelah kejadian ini, Arlend menghubungi Sofyan Arie Fiesa selaku penanggung jawab tim yang standby di Kota Timika.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com