Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Tahun, 1.950 Hektare Lahan Pertanian Jatim Disulap Jadi Kantor dan Perumahan

Kompas.com - 05/11/2018, 18:49 WIB
Achmad Faizal,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SURABAYA, KOMPAS.com - Meski berstatus sebagi lumbung pangan nasional, Provinsi Jawa Timur masih memiliki masalah dalam pembangunan bidang pangan. Salah satunya adalah terus menyusutnya lahan pertanian.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan, lahan pertanian di Jawa Timur setiap tahun menyusun 1.950 hektare.

"Lahan tersebut disulap menjadi perumahan, perkantoran, dan kawasan industri," kata Soekarwo, saat peringatan Hari Pangan Sedunia di Surabaya, Senin (5/11/2018).

Karena itu, dia meminta kepala daerah di Jawa Timur untuk segera menyusun peraturan daerah tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk menyelamatkan lahan pertanian di Jawa Timur.

Baca juga: Jawa Timur Rebut Juara Pertama Kompetisi Gala Siswa Indonesia 2018

 

"Sampai saat ini, dari 38 kabupaten dan kota, baru 22 daerah yang sudah membuat. Kami juga minta kepada bupati/wali kota untuk mengecek kembali peraturan daerah tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Saat ini baru 22 kabupaten yang telah membuat LP2B,” ujar dia.

Soekarwo mengaku, juga telah meminta sejumlah perguruan tinggi, untuk membuat riset bibit unggul, agar produk pangan yang ditanam di lahan yang ada, lebih berkualitas.

Selain masalah menyusutnya lahan pertanian, masalah lainnya adalah soal ketersediaan air. Dari 55 miliar meter kubik air potensi setiap tahun, yang bisa ditampung hanya 19 miliar meter kubik, sisanya terbuang percuma ke laut.

"Sedangkan yang diperlukan Jatim setiap tahunnya 22 miliar meter kubik, sehingga minus 3 miliar meter kubik," ujar dia.

Meski begitu, menurut Soekarwo, posisi Jawa Timur saat ini masih menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional, karena seperlima kekuatan ketahanan nasional ada di Jawa Timur.

Tahun ini, produksi padi Jawa Timur surplus 4,9 juta ton, jagung surplus 6,2 juta ton, ubi kayu surplus 2,9 juta ton, dan ubi jalar surplus 135 ribu ton.

Baca juga: 21 Artis Nyaleg di Dapil Jawa Timur, Ini Komentar Pengamat

Konsumsi beras per kapita pada sensus 2016 lalu sebanyak 91,3 kilogram per kapita per tahun.

Dengan jumlah penduduk sekitar 39 juta jiwa, maka kebutuhan beras di Jawa Timur sebanyak 3,6 juta ton beras setiap tahun.

"Untuk beras kita tidak hanya surplus, tapi juga mampu memenuhi kebutuhan di 15 provinsi lain. Kita yang minus hanya kedelai dan bawang putih," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com