Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Padang, Dinding Rumah Roboh hingga Terparah dalam 40 Tahun Terakhir

Kompas.com - 03/11/2018, 22:51 WIB
Caroline Damanik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Hujan deras menyebabkan banjir melanda di Kota Padang, Sumatera Barat, pada Jumat (2/11/2018).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, banjir melanda sejumlah kecamatan di Kota Padang, antara lain Kecamatan Lubuk Kilangan, Lubuk Begalung, Bungus Teluk Kabung, Padang Selatan, Padang Utara dan Pauh.

Banjir tersebut menyebabkan kerusakan. Berikut ini dampak yang dihimpun Kompas.com dari banjir yang melanda Kota Padang kemarin:

1. Dinding rumah warga roboh diterjang banjir

Sejumlah rumah di Kelurahan Alai Parak Kopi, Padang, rusak parah setelah diterjang luapan air dari kanal banjir yang berada tak jauh lokasi permukiman.

BNPB mencatat, setidaknya ada 600 unit rumah terendam air setinggi 80–150 sentimeter.

Yeni, seorang warga, mengatakan, banjir melanda rumahnya sekitar pukul 15.00 WIB. Dia mengatakan, genangan air itu juga membuat dinding rumahnya roboh.

"Dinding yang membatasi rumah saya dengan rumah tetangga roboh, air juga menggenangi barang-barang elektronik dan peralatan rumah," kata Yeni, seperti dikutip dari Antara.

Terjangan air juga menyebabkan dinding rumah milik Masweti roboh. Lebih dari lima puluh persen bangunan fisik rumahnya rusak.

Baca juga: Pengamat: Banjir Padang Disebabkan Minim Ruang Terbuka Hijau

Selain itu, genangan air yang disertai lumpur juga merendam peralatan dan barang di dalam rumah.

Hingga pukul 17.00 WIB, kemarin, air masih menggenang. Pemilik rumah sibuk mengeluarkan sejumlah barang dan peralatan.

2. Jembatan hanyut diterjang banjir

Hujan deras juga menyebabkan debit air sungai di Kecamatan Lubuk Kilangan, Padang, meningkat.

Air yang deras menerjang apapun yang dilaluinya hingga menghanyutkan kerangka sebuah jembatan yang sedang dibangun.

"Kerangka jembatan besi dengan panjang sekitar delapan meter dan tinggi enam meter tersebut sedang dibangun menghubungkan Kampung Beringin dengan Kampung Pulau, namun hanyut akibat derasnya air sungai," kata Lurah Baringin, Admiral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com