"Dia pamit dan mengantarkan sampai Bandara Jogja. Saya antar sampai masuk dan berangkat," kata Lyan.
Baca juga: Mengenal Syachrul Anto, Penyelam yang Gugur dalam Pencarian JT 610
Saat itu, Lyan mengaku berat saat suaminya meminta izin berangkat membantu pencarian korban jatuhnya pesawat di perairan Karawang, Jawa Barat.
"Saya berat sekali melepas dia. Tetapi suami saya tetap kekeh, apalagi ini untuk kemanusiaan. Saya sudah tahu wataknya, jadi saya tidak melarang," ujar Lyan.
Syachrul berangkat ke Jakarta tanpa membawa peralatan selam yang dimilikinya. Peralatan menyelamnya berada di rumahnya yang ada di Makassar.
"Dia cuma bilang, 'Sudah enggak apa-apa meskipun saya cuma bawa linggis atau cangkul, yang penting saya bisa bantu'," kenang Lyan.
Jiwa Sosial Tinggi
Banyak informasi yang Lyan dapatkan mengenai kematian suaminya, salah satu karena mengalami dekompresi. Tetapi dia tidak ingin tahu mengenai informasi detail penyebab gugurnya sang suami.
"Saya sempat dengar selentingan sih, tapi saya tidak tahu karena saya belum mau tahu detailnya. Ada yang bilang almarhum sempat sadar, tapi saya belum sanggup untuk tahu," tutur Lyan.
Sebagai istri yang hidup bersama selama puluhan tahun, Lyan menyebut Syachrul sebagai seorang yang peduli terhadap sesama dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Baca juga: Tim Penyelam Temukan Mesin Pesawat Lion Air JT 610
Pria yang juga pengusaha ekspedisi di Makassar itu selalu ingin terjun ke lapangan ketika ada musibah, lebih-lebih ketika musibah besar dan menelan banyak korban jiwa.
Suaminya itu sudah lama menggeluti dunia selam dan telah mengantongi sertifikat menyelam dari CSMAS-Possi.
"Meski bukan penyelam profesional, tapi Ayah punya jiwa sosial yang tinggi. Dia sudah punya lisensi dan sering dipanggil Basarnas untuk membantu (ketika terjadi musibah)," imbuh Lyan.
Sosok Syachrul sudah tidak asing, terutama di kalangan sesama penyelam. Dia yang tergabung dalam Indonesia Diver Rescue Team, sering diminta pemerintah untuk bantu proses pencarian dan penyelamatan di laut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.