Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Harsono, Petugas SAR: saat Nyawa Jadi Taruhan Demi Tugas Kemanusiaan...

Kompas.com - 03/11/2018, 11:35 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com Proses evakuasi korban dan pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang tak lepas dari peran SAR dan tim lainnya. Mereka harus rela jauh dari keluarga demi tugas kemanusiaan.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung Harsono menceritakan kisahnya saat menjalakan tugas kemanusiaan dan negara demi pencarian korban dan pesawat Lion Air.

Harsono mengaku bersyukur keluarganya, baik istri dan kedua buah hatinya, mengerti akan profesinya sebagai anggota SAR.

"Alhamdulillah keluarga sudah mengerti, saat saya harus meninggalkan mereka," katanya.

Baca juga: Seorang Penyelam Meninggal Dunia saat Mencari Puing Lion Air

Yang terpenting, kata dia, dirinya dan keluarga selalu mengedepankan komunikasi. Setiap sebelum apel dan saat istirahat siang, Harsono selalu menyempatkan untuk menelepon keluarganya.

"Yang pasti sebelum apel pagi. Siang kalau istirahat dan (saat) kosong (pekerjaan)," katanya.

Pria kelahiran Purworejo 26 Mei 1964 lalu itu menceritakan, sebelum menikah ia dan istrinya dipanggil ke kantor tempat ia bekerja untuk diberi wejangan.

"Sebelum kawin, calon istri panggil ke kantor, dibilangin lelakimu sewaktu-waktu dipanggil tugas harus siap," ujar Harsono.

Menurut Harsono, panggilan tugas secara mendadak bukan sekali dua kali ia alami. Harsono kerap dilibatkan dalam operasi penyelamatan yang membutuhkan waktu lebih dari sepekan, seperti di Perairan Bangka, Cirebon, Pangalengan, dan Brebes.

Baca juga: Tim SAR Sisir Jatuhnya Pesawat Lion Air dari Perairan Indramayu hingga Jakarta

 

"Bisa sampai sebulan," katanya.

Harsono mengaku  bergabung bersama Basarnas sejak Juli 1986. Pertama masuk institusi tersebut dia ditugaskan di wilayah Palembang. Tugasnya di daerah Wong Kito berjalan selama 27 tahun.

"Pada akhir tahun, yakni 5 November 2014, saya dipindah ke Bandung hingga sekarang," katanya.

Saat jauh dari keluarga dan nyawa jadi taruhan...

Menurutnya, bertugas sebagai tim penyelamat sangat berisiko, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya. Medan yang sulit serta cuaca yang tidak bersahabat harus dihadapinya saat menjalankan tugas.

"Yang terpenting selalu berdoa dan sama-sama selamat," tambahnya.

Baca juga: Cerita Penyelam yang Lakukan Pencarian Pesawat Lion Air JT 610

Ia mengatakan, tidak ada alasan apapun untuk menolak tugas  kemanusiaan dan negara, termasuk saat buah  hatinya sakit. Meski begitu, Harsono pernah mendapat protes dari keluarga.

"Pernah keluarga protes pas acara ulang tahun saya sendiri. Saat itu semua anggota telah kumpul, sudah booking tempat. Ketika masuk pintu gerbang (tempat perayaan), saya menerima kabar musibah. Terpaksa saya  balik lagi," ceritanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com