Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suramadu Gratis, Ini Cara Agar Pelabuhan Kamal Kembali Ramai

Kompas.com - 02/11/2018, 06:00 WIB
Ghinan Salman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pembebasan tarif tol Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) yang sudah diresmikan menjadi jalan non-tol kian berdampak besar terhadap moda transportasi angkutan laut penyebarangan Kamal-Ujung.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan Jawa Timur memiliki opsi untuk mengubah wajah jalur penyeberangan Ujung-Kamal menjadi wisata bahari.

Rencana itu dilakukan tidak lain untuk menghidupkan kembali Pelabuhan Kamal-Ujung pasca digratiskannya Jembatan Suramadu.

Kepala Dishub Jatim, Fattah Jasin kepada Kompas.com Kamis (1/11/2018) mengatakan, wisata bahari memungkinkan untuk menghidupkan kembali jalur penyeberangan laut yang melintasi dua pulau tersebut.

Baca juga: Jika Tarif Tol Suramadu Gratis, Kapal Penyeberangan di Pelabuhan Kamal Akan Sepi...

"(Dengan wisata) Sangat mungkin (menghidupkan pelabuhan Ujung-Kamal). Karena di situ ombak tidak ada, sehingga dari lingkungan sudah sangat mendukung," ucap Fattah.

Konsep wisata bahari tersebut, kata Fattah, akan dibicarakan lebih lanjut dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, baik di Pemprov Jawa Timur maupun pemerintah kabupaten/kota di Madura dan Surabaya.

"Permintaannya seperti apa nanti baru kita bisa mensupplay. Misalnya, pariwisata bekerja sama dengan persatuan hotel atau asosiasi pariwisata yang mempunyai paket-paket wisata bahari di wilayah Kamal-Ujung dan sekitarnya, itu baru kita bisa," tuturnya.

Oleh karena itu, semua pihak harus duduk bersama mencarikan solusi untuk menghidupkan kembali Pelabuhan Ujung-Kamal. Misalnya, dengan mengundang operator, pemilik kapal, dan pemerintah kabupaten/kota. Misalnya, dengam mengalihkan lintas penyeberangan dan program paket wisata bahari.

Baca juga: Jembatan Suramadu Gratis, Risma Perketat Pengawasan dengan Cara Ini

"Karena di Tanjung Perak, pada waktu-waktu tertentu, ada kapal pesiar yang entah 2 atau 3 bulan sekali dapat dijadikan moment," katanya.

"Seperti di Thailand, misalnya, hanya untuk sekadar makan malam di atas kapal saja kita berkunjung ke sana, di dalamnya juga disediakan live music dan sebagainya," imbuh Fattah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com