Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketabahan Keluarga Harwinoko Hadapi Musibah Kecelakaan Lion Air

Kompas.com - 31/10/2018, 18:54 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Bendera kuning terpasang tepat di pagar rumah milik Pelaksana Tugas (Plt) BPK RI Perwakilan Bangka Belitung Harwinoko, di Jalan Palayu Raya, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (31/10/2018), saat Kompas.com berkunjung ke rumah duka tersebut. 

Keluarga yang ditemui terlihat sedih, namun mereka sudah memasrahkan diri atas kejadian yang menimpa Harwinoko, meski sejauh ini belum ada kabar pasti tentang kondisi dirinya.

Harwinoko adalah salah satu penumpang yang berada di dalam pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610.

Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang tersebut jatuh di wilayah perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018). Nama Harwinoko pun terdaftar dalam manifes penerbangan pesawat naas itu.

Baca juga: Pulang November, Janji Terakhir Ayu Sebelum Tragedi Lion Air JT 610

Sejumlah kerabat maupun rekan kerja Harwinoko di BPK terlihat mulai berdatangan silih berganti. Raut wajah mereka nampak terlihat ikut berduka atas peristiwa itu.

Erizko (23), anak pertama Harwinoko, terlihat tabah atas kejadian yang menimpa sang ayah. Ia hanya bisa berharap, ayahnya dapat segera ditemukan.

"Keluarga ikhlas apa pun hasilnya nanti. Ibu juga sudah bisa menerima keadaan," ucap Erizko dengan nada lirih.

Erizko menambahkan, pihak keluarga pun sudah mendatangi Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk mencari informasi terbaru. Keluarga, sambungnya, juga membawa sisir yang dipakai sang ayah serta hasil rontgen untuk kepentingan identifikasi.

Baca juga: 10 Pegawainya Jadi Korban Lion Air JT 610, Operasional BPK Bangka Belitung Pincang

Ia menuturkan, ayahnya memang rutin berangkat ke Pangkal Pinang. Seminggu sekali, sambungnya, sang ayah selalu pulang ke Bogor untuk berkumpul bersama keluarga.

Erizko menyebut, salah satu agenda ayahnya jika pulang ke Bogor adalah berburu kuliner.

"Tiap hari Jumat, bapak pasti pulang. Kesukaan bapak itu kuliner, jadi kalau udah di rumah pasti ngajak kami semua pergi berkuliner. Salah satu favoritnya adalah jajanan pasar," sebutnya.

Dia mengatakan, pertama kali mengetahui pesawat yang ditumpangi ayahnya jatuh melalui kabar di televisi.

Baca juga: Cerita Keluarga, Pegawai BPK Ini Naik Lion Air untuk Kerja Setelah Berakhir Pekan dengan Istri

Saat itu, Erizko langsung memastikan kabar tersebut sambil berharap pesawat tidak ditumpangi Harwinoko.

"Saya langsung telepon ibu. Ibu juga dapat kabar dari driver (sopir) bapak. Awalnya kami berpikiran mungkin ada emergency landing," kata dia.

Erizco mengaku, tidak punya firasat apapun sebelum ayahnya berangkat menuju Pangkal Pinang. Kini, baik Erizco maupun ibunda tercinta hanya bisa berharap ayahnya dapat segera ditemukan.

"Kami hanya bisa berdoa dan berharap apapun hasilnya nanti," pungkasnya. 

Baca juga: SAR Terima Laporan Banyak Pejabat di Lion Air yang Jatuh, dari Anggota DPRD hingga BPK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com