Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Kaitkan Bangunan Bersejarah di Lamongan dengan Prasasti Patakan

Kompas.com - 31/10/2018, 17:36 WIB
Hamzah Arfah,
Khairina

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com – Bangunan peninggalan bersejarah yang ditemukan di Dusun Montor, Desa Pataan, Kecamatan Sambeng, Lamongan, ditengarai peneliti masih memiliki hubungan erat dengan Prasasti Patakan.

Prasasti Patakan sendiri ditemukan di Desa Pataan dan diperkirakan dibuat pada abad 11 Masehi pada masa pemerintahan Raja Airlangga.

Prasasti ini terbuat dari batu andesit setinggi 104 sentimeter, lebar atas 90 sentimeter, lebar bawah 80 sentimeter, dan tebal 24 sentimeter, ditulis menggunakan huruf Jawa kuno.

Sekarang, prasasti yang menceritakan tentang adanya bangunan suci yang didirikan oleh Raja Airlangga di Desa Pataan tersebut, menjadi koleksi Museum Nasional Indonesia di Jakarta dengan nomor inventaris D.22.

Baca juga: Penemuan Bangunan Purbakala di Lamongan Bikin Bingung Petugas

“Kami memang coba mengaitkan bangunan bersejarah di Desa Pataan, dengan apa yang diceritakan dalam Prasasti Patakan. Selain lokasi yang identik, jejak batuan yang ada dan sekilas model bangunan, kami nilai mirip dengan yang dikisahkan dalam prasasti,” ujar arkeolog dari Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/10/2018).

Dalam prasasti yang kini menjadi koleksi Museum Nasional Indonesia tersebut, sempat diceritakan daerah Pataan sempat diresmikan menjadi sima oleh raja Airlangga, karena harus memelihara bangunan suci Sanghyang Patahunan.

“Prasasti Patakan ditemukan pada zaman Belanda, yang merupakan peninggalan Raja Airlangga. Dengan begitu, ada kemungkinan bangunan itu merupakan yang dimaksud dalam prasasti sebagai bangunan suci Sanghyang Patahunan,” jelasnya.

Untuk membuktikan sejarah itu, BPCB Trowulan sudah melakukan dua kali proses ekskavasi (penggalian) di bangunan peninggalan bersejarah tersebut. Pertama kali dilakukan pada akhir 2013 silam, dengan tahap kedua dilaksanakan minggu lalu.

“Candi, tapi sementara analisis kami lebih seperti vihara, sebuah bangunan suci pemujaan pada waktu itu. Melihat dari bangunan utama yang ditemukan pada 2013, serta bangunan pintu masuk dan area pagar di sekeliling saat ekskavasi kedua kemarin, itu cukup kuat mengarah ke sana,” beber Wicaksono.

“Batas-batas bangunan berupa pagar keliling, dengan dilihat dari peta udara menggunakan drone menyerupai bujur sangkar. Dengan pintu gerbang atau pintu masuk ada di sisi barat dengan lebar 2,5 meter, yang kami temukan saat ekskavasi kedua kemarin,” lanjut dia.

Untuk sementara, proses ekskavasi tahap kedua oleh BPCB Trowulan Jawa Timur sudah dirampungkan.

Dengan pengerjaan renovasi susulan, direncanakan bakal kembali dilanjut pada tahun depan sambil menunggu anggaran yang dipersiapkan.

“Saat ini sementara cukup, karena kami juga terkendala anggaran. Sementara hasil ekskavasi kedua kemarin akan kami laporkan dulu kepada pimpinan, baru setelah mendapat persetujuan akan kembali dilanjutkan. Kemungkinan tahun depan,” pungkasnya.

Tidak hanya faktor anggaran, namun masa kerja dirasa bakal lebih efektif kembali dilanjutkan pada tahun depan, mengingat wilayah Lamongan dan sekitarnya sebentar lagi bakal memasuki musim penghujan.

Kompas TV Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com