Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Keluarga Pramugari Alfiani, Firasat Burung Perkutut hingga Ayah Tak Mau Nonton TV

Kompas.com - 30/10/2018, 07:34 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com — Ibunda Alfiani Hidayati Solikah, Sukartini, memiliki firasat buruk sebelum pesawat Lion Air JT 610 yang ditumpangi anak semata wayang itu jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

Dua hari sebelum tragedi itu Lion Air JT 610 itu, Sukartini dikejutkan seekor burung perkutut yang tiba-tiba jatuh di tandon air di lantai dua rumahnya.

Tak mengira bakal terjadi sesuatu pada anak semata wayangnya, Suparti menyelamatkan burung perkutut itu, lalu memasukkannya ke sangkar.

"Kejadian hari sabtu (27/10/2018) sore. Saat ini burungnya masih hidup," kata Sukartini saat menerima Bupati Madiun Ahmad Dawami yang berkunjung ke rumahnya, Senin (29/10/2018) malam.

Sukartini tak menyangka, burung perkutut yang jatuh di tandon air rumahnya menjadi pertanda buruk bagi putri tunggalnya.

Baca juga: Kisah Alfiani, Pramugari Lion Air JT 610: Pendiam Tapi Jago Debat Bahasa Inggris

Dua hari kemudian, Sukartini dikejutkan kabar putrinya yang menjadi pramugari pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin kemarin.

Sukartini tak kuasa menyembunyikan kesedihannya setelah mendapatkan kabar buruk menimpa Alfiani. Hingga tengah malam, bersama Slamet, suaminya, Sukartini tetap berjaga menunggu kepastian nasib putrinya.

"Sampai sekarang saya sedih dan loyo," ujar Sukartini

Tak mau menonton TV

Meski tengah malam, suasana rumah Alfiani tampak ramai. Sanak kerabat masih berkumpul duduk melingkar di atas tikar.

Tidak ada suara televisi dan radio. Hanya potret keluarga berisi foto Alfiani mengenakan seragam pramugari Lion Air bersama dua orangtuanya terpampang di tembok menjadi sasaran perhatian keluarga.

Senada dengan Sukartini, ayah kandung Alfiani, Slamet, memilih tidak menonton siaran televisi terkait kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Ia memilih menunggu kabar kepastian dari pemerintah terkait nasib anaknya. "Saya tidak lagi mau menonton televisi," ujar Slamet.

Slamet menyatakan, Alfiani merupakan putri kebanggaannya, apalagi Alfi adalah anak tunggalnya. Ia pun masih berharap anaknya selamat dalam tragedi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang.

Sebelum terbang, Alfi juga sempat menghubungi keluarganya akan terbang ke Balikpapan. Namun, tiba-tiba Alfi ditugaskan terbang ke Pangkal Pinang.

Baca juga: Tiga Jam Sebelum Terbang, Pramugari Lion Air Alfiani Unggah Insta Story

Sementara itu, Bupati Madiun Ahmad Dawami meminta keluarga tenang dan menunggu kabar kepastian Alfi dari pemerintah. Tak hanya itu, Pemkab Madiun juga siap memfasilitasi keluarga bila membutuhkan bantuan.

"Keluarga jangan gampang menerima informasi yang tidak jelas. Nanti informasinya tunggu saja dari pemerintah," kata Kaji Mbing, sapaan akrab Ahmad Dawami.

Kaji Mbing meminta keluarga banyak berdoa dan menyerahkan urusan kepada Tuhan. Sebab, Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi keluarga dan Alfiani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com