Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ma'ruf Amin: Saya Lebih Muda daripada Perdana Menteri Malaysia

Kompas.com - 26/10/2018, 21:45 WIB
Fitri Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Ma'ruf Amin, calon wakil presiden (Cawapres) pasangan Joko Widodo, Jumat (26/10/2018) bersilturahmi ke Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, dengan mengunjungi Pondok Pesantrean dan Ormas Nahdlatul Wathan (NW) Pancor dan NW Anjani.

Di hadapan para santri, Ma'ruf mengatakan dirinya tak pernah mengaku muda, apalagi setelah menjadi pendamping Joko Widodo.

Ma'ruf juga berharap posisinya saat ini sebagai cawapres bisa menjadi inspirasi bagi para santri di era milenial ini, bahwa santri bisa menjadi apa saja yang bermanfaat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Ada yang tanya, kenapa kok, Pak Kiai kan sudah tua. Saya bilang, siapa bilang saya masih muda, memang saya sudah tua. Pak Jokowi juga sudah tahu saya sudah tua, tapi beliau memilih saya,” katanya disambut tawa para santri.

“Tapi yang dia (Jokowi) bilang, sebenarnya belum tua betul kiai dibanding dengan Perdana Menteri Malaysia, karena Perdana Menteri Malaysia itu 93 tahun, saya itu baru 57 tahun. Ya, terbalik, 57 terbalik 75 sebenarnya. Jadi saya lebih muda daripada Perdana Menteri Malaysia,” kata Ma'ruf.

Baca juga: Hadiri Haul Kiai Ageng Gribig, Ini Pesan Maruf Amin

Dia mengatakan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tua itu mulai umur 80 sampai 100 tahun. Kalau 60 sampai 80 tahun belum termasuk tua.

“Baru setengah baya, jadi kalau begitu saya baru setengah baya, belum 80 tahun," kelakarnya.

Ma’ruf mengatakan bahwa dia terinspirasi dengan kisah seorang tua yang menanam pohon. Ketika ditanya kenapa menanam pohon, padahal bapak tidak lama lagi mati dan tidak akan menikmati buahnya, orang tua, kata Ma'ruf, menjawab, “Saya nanam pohon bukan untuk diri saya, tapi untuk generasi sesudah saya, untuk kalian, muda-mudi milenial dan pemuda pemudi zaman now,” katanya disambut tepuk tangan meriah.

Dia mengatakan, Joko Widodo memilihnya karena Ma'ruf seorang santri dan kiai. Bisa saja Jokowi memilih politisi, profesional, ahli ekonomi, tetapi Jokowi memilih santri atau kiai.

“Berarti Pak Jokowi cinta pada santri dan kiai. Sudah dapat hari santri sekarang dapat calon wakil presiden, dan saya ingin menginspirasi para santri supaya santri itu punya semangat, punya harapan, optimisme, jangan rendah diri, jangan apa namanya, minder," jelas Ma'ruf.

Menurutnya, santri itu harus yakin bisa jadi apa saja, bisa jadi kiai, pengusaha, pejabat, gubernur dan wakil gubernur atau bahkan presiden dan wakil presiden.

"Mudah-mudahan besok ada calon presiden dari santri. Mudah-mudahan santrinya Nahdlatul Wathan," katanya.

Baca juga: Maruf Amin: Santri Zaman Now Harus Mampu Menjawab Tantangan

Menurit rencana, Ma'ruf Amin akan melanjutkan kunjungan silaturahmi ke Ponpes Bagu dan Bonder, Lombok Tengah, yang merupakan basis Nahdlatul Ulama (NU) wilayah NTB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com