Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri Ponpes di Ogan Ilir Dianiaya hingga Tewas, Polisi Tetapkan Satu Tersangka

Kompas.com - 26/10/2018, 15:33 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Polda Sumatera Selatan telah menetapkan satu orang tersangka terkait tewasnya Finanda Juni Harta (14) yang merupakan santri pondok pesantren di kawasan Sakatiga, Kabupaten Ogan Ilir.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Kombes Pol Budi Suryanto ketika dikonfirmasi membenarkan, jika AM (14) yang merupakan rekan korban ditetapkan menjadi tersangka.

“Sekarang masih diperiksa, iya baru satu tersangka,” kata Budi, Jumat (26/10/2018).

Mengenai motif tewasnya Finanda, Budi masih enggan memebeberkan. Menurutnya penyidik saat ini masih melakukan pengembangan dengan memeriksa tersangka serta para saksi yang lain.

Baca juga: Santrinya Meninggal, Ini Penjelasan Pihak Ponpes di Ogan Ilir 

“Masih dikembangkan, motifnya akan disampaikan nanti,” ujarnya.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain mengungkapkan, saat ini penyidik masih mengumpulkan alat bukti tambahan untuk mengungkap motif terbunuhnya Finanda di pondok pesantren.

"Minimal ada dua alat bukti, hasil otopsi juga menjadi alat bukti, kasus ini akan diproses" katanya.

Kronologi

Diberitakan sebelumnya, tewasnya Finanda secara tidak wajar terkuak setelah pihak keluarga hendak memakamkan pelajar itu di kampung halamannya di Desa Muara Kunjung Kecamatan Babat Toman Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), pada Selasa siang (23/10/2018).

Baca juga: Santri di Ogan Ilir Tewas Diduga Dianiaya, Korban Sempat Minta Pindah Sekolah 

Ketika hendak dimandikan sebelum prosesi pemakaman, terdapat luka lebam di sekujur tubuh korban dibagian kepala, kaki hingga tangan.

Keluarga korban yang merupakan anggota polisi akhirnya curiga hingga memutuskan membawa jenazah Finanda ke rumah sakit Bhayangkara untuk di otopsi, setelah sebelumnya lebih dulu meminta surat keterangan permintaan visum luar dalam di SPKT Polda Sumatera Selatan.

Hasil otopsi pun terlihat jika memang tewasnya Finanda tak wajar. Dokter Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, dr Indra menyatakan jika pemukulan pada tanda vital yang membuat Finanda meregang nyawa.

Dari visum luar, dr Indra melihat jika ada bekas pukulan benda tumpul dibagian belakang kepala. Begitu juga dengan kaki dan tangan korban.

“Akibat pukulan dititik vital (belakang kepala) diduga membuat korban tewas,” kata Indra.

Baca juga: Seorang Santri di Ogan Ilir Ditemukan Tewas Diduga Akibat Dianiaya 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com